Forum Komunikasi Pondok Pesantren Tuban Deklarasi Tolak Hoax

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Pada era digital saat ini, tidak ada yang mampu mengehentikan arus informasi yang begitu cepat menyebar lewat media sosial. Ironisnya, sebuah informasi bisa dipelintir di dunia maya menjadi sebuah kabar bohong atau acap kali disebut 'hoax'.

Paling parahnya, hoax dan ujaran kebencian di dunia maya bisa menciptakan sebuah konflik antar pribadi dengan pribadi, pribadi dengan kelompok, bahkan antar kelompok. Jika dibiarkan, krisis kepercayaan yang mengancam kualitas demokrasi Negeri ini di masa mendatang.

Atas dasar inilah, kelompok yang mengatasnamakan Forum Komunikasi Pondok Pesantren di Tuban mendeklarasikan bersama pihak kepolisian menolak hoax.

"Kami, Forum Komunikasi Pondok Pesantren se-Kabupaten Tuban secara tegas menolak informasi hoax," terang Ketua FKPP Kabupaten Tuban Kiai Ansori di Asrama Haji Tuban, Rabu (21/03/2018).

Kegiatan deklarasi tersebut dilakukan saat ada pembinaan ustaz/ustazah (guru) Pondok Pesantren yang sudah terdaftar di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Tuban. Kegiatan ini diikuti tidak kurang dari 124 guru perwakilan Ponpes yang ada di Kabupaten Tuban, dengan tujuan menyamakan persepsi bahwa Ponpes merupakan awal pendidikan akhlakul karimah bagi generasi saat ini.

Sementara itu, Kapolres Tuban, AKBP Sutrisno HR yang ikut hadir, mengajak semua elemen masyarakat untuk menolak semua berita hoax. Alasannya, berita yang tidak benar akan menimbulkan konflik dan bisa memicu perpecahan di tengah-tengah masyarakat.

Kapolres juga mengimbau warga Bumi Wali untuk tetap menjaga kewaspadaan, khususnya pondok pesantren yang ada di Kabupaten Tuban. Selain itu, pihaknya juga mengharapkan untuk tidak mudah percaya dengan isu-isu yang berkembang di tegah masyarakat, tanpa mau mencari kebenarannya

“Jangan sampai terpengaruh oleh ajaran yang menyimpang. Kalau tidak hati-hati di zaman sekarang ini, kita bisa dengan mudah mendapatkan dosa," tutur Polisi kelahiran Makasar tersebut.

Polisi dengan pangkat dua melati di pundaknya itu mencontohkan, ketika seseorang menerima informasi yang belum tahu sejauh mana kebenarannya, dangan mudah berita tersebut disebarluaskan. Sehingga, informasi tersebut akan diviralkan lagi oleh para pembaca.

“Akibatnya, dosa kita pun jadi berkali-kali lipat,” pungkas Perwira Menengah tersebut menandaskan. [rof/col]