Pagar Nusa Tuban dan BPBD Tandatangani Mou Tanggap Bencana

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Bencana alam bisa terjadi kapan saja dan menimpa siapa saja. Keadaan inilah yang mendorong pendekar Nahdlatul Ulama (NU) Pagar Nusa Cabang Tuban dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah membuat kesepakatan bersama tanggap bencana.

Ketua Cabang Pagar Nusa Tuban, Abdul Mujib usai menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengatakan, kegiatan tanggap bencana yang dilakukan antara pendekar NU dan BPBD itu sebagai wujud aktif dalam kerangka kegiatan soaial. Sebab, pada dasarnya sang pendekar sejak awal memasuki dunia pendidikannya sudah dibekali dengan keahlian membela diri dan menolong sesama.

"Semoga dengan ditandainya penandatanganan MoU ini, Pagar Nusa bisa aktif dalam kegiatan penangananan bencana," kata Mujib kepada blokTuban.com, Minggu (3/12/2017)

Mujib menilai, untuk apa umat manusia punya ilmu kebal dan punya jurus mematikan, jika tidak dimanfaatkan di jalan yang mulia seperti menjadi relawan penanggulangan bencana ini. Bahkan ditegaskan Pendekar yang menyandang gelar magister hukum itu tidak ada artinya sekolah tinggi, punya ijazah banyak, jika tidak bisa memberi manfaat kepada orang lain.

"Untuk itu, harapan saya dengan MOU ini pendekar Pagar Nusa Tuban bisa memberi maslahat kepada umat," tegas pria asal Senori itu.

Sementara itu, ketua BPBD Tuban, Joko Ludiono mengaku sangat berterimakasih atas kepekaan para pendekar Pagar Nusa untuk ikut serta menangani kedariratan bencana. Sebab ia menilai usia pendekar yang masih muda itu sangat produktif dan bisa lebih aktif.

"Setelah penandatangan MoU ini, rencananya bulan 3 tahun depan, para pendekar akan diberikan pembekalan pelatihan dari tim BPBD Tuban," imbuh Joko, sapaan karibnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun blokTuban.com, berdasarkan hasil penyusunan peta rawan bencana di Kabupaten Tuban dan berdasarkan indeks risiko bencana yang dirilis oleh BPBD kabupaten Tuban tahun 2014 memiliki indeks risiko bencana yang sangat tinggi, yaitu dengan skor 175 yang menduduki peringkat 145 dari 496 kabupaten atau kota se Indonesia yang rawan bencana. [rof/ito]