Oleh: Moch. Sudarsono
Kekalahan Persatu Tuban atas Persatuan Sepakbola Blitar Indonesia (PSBI) dengan hasil skor 0-1 di Stadion Soepriyadi, Blitar, Kamis (14/9/2017), membuat harapan tim kebanggaan masyarakat Tuban tersebut pupus.
Impian tim berjuluk laskar Ronggolawe itu sirna untuk bisa naik kasta. Bahkan, jangankan untuk naik kasta, bertahan di kasta liga II saja tidak mampu. Hingga tanpa disangka dan diduga Persatu terdegradasi turun ke liga III. Ya Persatu bakal menghuni liga III.
Kata temanku saat ku tanya liga III itu yang bagaimana, jawab temanku liga lll itu semacam liga antar kampung (Tarkam).
Tapi tak usahlah kita bahas kekalahan Persatu yang kini sudah dipastikan masuk liga lll, malah bikin kecewa para Ronggomania (Suporter loyalis Persatu), termasuk saya juga kecewa.
Mari kita bahas sosok yang fenomenal di belakang layar Persatu, siapa lagi kalau bukan Sang Manager yang juga sebagai anggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kabupaten Tuban, Fahmi Fikroni.
Manager yang satu ini tak peduli mau persatu menang ataupun kalah, mau naik kasta atau bahkan turun kasta. Dia pasti selalu berpenampilan nyentrik dengan gaya khasnya, pakai jas, celana ala Chino, sepatu mengkilap dan tak lupa kacamatanya yang bersilau saat dilihat siapapun yang memandang.
Pernah saya ngobrol-ngobrol ringan dengan Manager tersebut saat Persatu berlaga di Stadion Loka Jaya. Kok rapi terus pak manager. Sepatu mengkilap, celana ala Chino, jas dan kacamata selalu melekat? tanyaku.
Dia menjawab dengan percaya diri, ini untuk mengangkat kewibawaan klub, kita lihat seperti di Eropa, manager dan pelatih selalu rapi. Saya ingin Persatu seperti itu, orang melihat dari penampilan rapi. Jawab dia.
Tapi dalam hatiku menjawab, di Eropa kan dingin, jadi wajar saja jika pelatih dan manager menggunakan jas rapi. Bahkan malah ada yang pakai mantel saat musim salju. Lha sedangkan di Indonesia kan panasnya bukan main. Wong pakai kaos dan celana pendek saja terkadang panasnya masih terasa, hingga rasanya mau dilepas semua.
Tapi ya sudahlah itu hak anda, pasrah saya dalam hati atas jawaban Roni, panggilan manager Persatu.
Kini setelah Persatu terdegradasi dan dipastikan di liga III, saya penasaran apakah Pak Manager nanti masih tetap berpenampilan modis, berjas ala manager Eropa atau tidak. Sambil dengan gaya khasnya turun dari kursi manager saat situasi lapangan memanas, dan orang luar juga pasti sulit membedakan itu manager atau pelatih kok sampai turun mendekati garis lapangan.
Dan saya juga masih penasaran menjawab bergulirnya liga III, apakah Ronggomania akan terus menggelorakan semangatnya untuk mendukung Persatu melawan klub-klub di kasta tersebut.
Beryel-yel, menabuh drumband, berdirijen. Panas kepanasan, Hujan kehujanan, naik turun truk ke loka jaya. berkerumun dengan loyalis lainnya.
Berikut daftar klasemen liga II Grup 5 selama 14 laga.
1.Persebaya - Poin 29
2.Martapura - Poin 28
3.PSIM Yogyakarta - Poin 21
4.Persepam - Poin 18
5.Persatu Tuban - Poin 18
6.Persinga Ngawi - Poin 16
7.Madiun Putra - Poin 15
8.PSBI Blitar - Poin 11