Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Rasman begitu ia disapa. Pemuda lajang berusia 23 tahun yang sering berjualan buah siwalan dan legen di Jalan Raya Bangilan-Senori, turut Desa Medalem, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Setiap pagi menjelang siang hingga matahari terbenam, ia bisa ditemui ketika kita melintasi di jalur yang juga menghubungkan Kabupaten Tuban dengan Bojonegoro dan Cepu, Blora Jawa Tengah.
Dengan rak kayu, puluhan botol legen ia jajakan bersamaan puluhan kantong plastik siwalan usai dikupas yang digantung di atas palanggan. Selain itu, ratusan biji lontar yang belum terkupas juga tergeletak di sisi kanan kiri lapaknya yang berada di bahu jalan itu.
Biji ental atau buah lontar atau juga dikenal dengan sebutan siwalan dan legen, menjadi sumber rezeki bagi pemuda asal Semanding, Kabupaten Tuban itu. Bahkan, dari hasil buruh jual ental, ia mampu membeli rumah bambu di kampung halamannya.
Rasman bukanlah pemilik usaha jual ental dan legen. Melainkan ia hanya sebagai buruh jual yang selama ini menjadi satu-satunya mata pencahariaan pria tiga saudara itu.
Dalam satu hari, Rasman menerima gaji bersih Rp65.000 dari majikannya. Soal makan ia sudah dijatah dan tidur menumpang di rumah warga di dekat ia berjualan.
"Syukur bisa kerja cukup ringan dibanding tani di desa," ujar pria yang hanya mengenyam bangku sekolah dasar itu, saat ditemui blokTuban.com, Minggu (28/5/2017).
Sudah empat tahun berjalan, Rasman bergelut dengan panasnya uap aspal dan perihnya debu jalanan. Semangat membahagiakan Ibunya lah, yang mengantarkan dirinya tetap bertahan sebagai penjual ental dan legen milik majikannya.
Suka duka ia rasakan menjadi kenangan buat cerita anak cucunya kelak. Memasuki bulan puasa, berkah tersendiri ia rasakan. Tingginya permintaan menjelang buka puasa, terkadang juga merepotkan dirinya melayani konsumen.
Di sisi lain, ia merasa bersyukur dengan bertambahnya pemburu makanan dan minuman khas Bumi Wali, sebutan Kota Tuban itu. Jika sepi, ia mengaku sedih meski dagangan bukan miliknya sendiri.
"Sukanya pas ramai, terkadang juga capek. Namun ketika sepi justru malah susah, sungkan atau nggak enak sama bos," tutur pria dengan tampilan sederhana itu.
Diungkapkan Rasman, ketika hari biasa ia bisa menjual 15 hingga 20 botol legen. Namun pada awal puasa kemarin, legennya bisa laku hingga 35 botol. Sedangkan siwalan atau entalnya bisa mencapai 50 biji dalam satu hari.
Ia berencana akan lebaran di rumah, karena selama ini ia tinggal menumpang warga di Senori. Selama bekerja, ia cukup nyaman dengan perlakuan bosnya kepadanya.
Ketika disinggung mengenai cita-cita, Rasman mengaku kelak jika sudah cukup modal ingin punya usaha jual siwalan dan legen sendiri. Sebab, ketika sudah berkeluarga tentu kebutuhannya akan bertambah dan perlu peningkatan pendapatan.
"Kalau sudah cukup modal pingin punya usaha sendiri," pungkas Rasman mengisahkan hidupnya menjadi buruh jual ental dan legen demi membahagiakan Ibunya. [rof/col]
Rasman, Jual Siwalan dan Legen Demi Sang Ibu
5 Comments
1.230x view