Reporter: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Awal Januari 2017, Joko Waras yakni Balita penderita Hidrosefalus asal Desa Sumberejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban menjalani rawat jalan.
Baca juga: [Kritis Tiga Hari, Joko Waras Hembuskan Napas Terakhir]
Sebelumnya, balita yang kini berusia 16 bulan tersebut sempat mengalami kesulitan mendapatkan fasilitas pengobatan. Alasannya terkendala pada adminstrasi, Joko Waras tidak dapat menerima pengobatan di wilayah Tuban.
Sebab, orang tua Joko Waras, Soleh Fatkur Rohman (22) dan Dwi Indah Setyowati (20) beridentitas di Gresik. Kendati Sang Ibu sebelumnya berasal dari Desa Sumberejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban.
Setelah kondisi Joko Waras atau bernama asli Ahmad Sarul Mar'i dikabarkan di sejumlah media, baru mendapat perhatian. Sejumlah bantuan mulai berdatangan dari komunitas, organisasi sosial, masyarakat dan Pemerintah Daerah. Bantuan dari segi pengobatan, finansial, perbaikan rumah hingga doa dan dukungan moril diterima pihak keluarga.
"Seminggu lalu rencana cek rutin, namun keadaan kian kritis dan dimasukkan ruang ICU dan akhirnya kondisi semakin parah," kata Kepala Desa Sumberejo, Suhadi, Senin (30/1/2017).
Ketika awal Januari, lanjutnya kondisi Joko Waras cukup membaik dengan bantuan alat yang ada pada pembuluh cairan untuk menyedot cairan tersebut.
"Katanya check up kali ini untuk pengambilan selang tapi ternyata di sana (RSUD Dr Soetomo Surabaya, red) kondisinya drop," kata Suhadi kepada blokTuban.com.
Kabar meninggalnya Joko Waras bahkan sudah ramai diperbincangkan di media sosial. Ucapan doa belasungkawa terus dipanjatkan. Pengguna sosial media berharap keluarga yang ditinggalkan semoga menerima kepergian Joko Waras dengan lapang dada. [dwi/col]