Reporter: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Pasca banjir surut, sepanjang bantaran sungai Bengawan Solo menjadi lahan penambangan pasir oleh warga setempat, tidak terkecuali di Desa Glagahsari, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban. Namun, tidak semua penambang adalah warga Desa Glagahsari, hampir 30 persen penambang berasal dari luar daerah.
Aktivis lingkungan dan anggota Forum Masyarakat Pengurangan Risiko Bencana yang merupakan warga setempat, M. Munir mengatakan, sejauh ini penambang pasir di Desa Glagahsari 70 persen dari warga setempat, selebihnya, 30 persen dari luar daerah.
"Iya sangat marak penambangan pasir, sementara lintas wilayah geografis Desa Gelagahsari rentan terjadi longsor karena melingkar," kata Munir saat ditanya kondisi penambangan pasir di Desa Glagahsari, Selasa (10/1/2017).
Soal status tambang pasir, Munir mengatakan, penambangan yang ada di desa berdekatan dengan aliran sungai Bengawan Solo tersebut tanpa mengantongi izin. "Ini yang jelas, penambang pasir, yang jadi korban tenggelam," katanya menyinggung peristiwa tenggelamnya pria di sungai Bengawan Solo, Senin kemarin (10/1/2017).
Diberitakan sebelumnya, seorang pria bernama Supar (51) asal Desa Jati Duwur, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang tenggelam di Sungai Bengawan Solo. Yang hingga saat ini masih dilakukan pencarian dan melibatkan tim SAR kepolisian, BPBD, Tagana serta masyarakat setempat. [dwi/rom]
30 Persen Penambang Pasir di Glagahsari dari Luar Daerah
5 Comments
1.230x view