“Peresmian SDN Rahayu merupakan jawaban dari penantian panjang Pemerintah Kabupaten Tuban dan masyarakat,” Bupati Tuban, Fathul Huda, saat sambutan peresmian pada Sabtu, 28 Februari 2015 lalu.
Reporter: Edy Purnomo
blokTuban.com - Suara anak-anak terdengar sayup dari kejauhan. Menyelinap di antara bangunan megah yang berdiri di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban. Mereka yang masih mengenakan seragam Pramuka duduk bergerombol, asyik bercengkerama di penghujung pekan, Sabtu (26/11/2016).
Suara anak-anak di luar langsung sepi, begitu mendengar waktu istirahat selesai. Mereka berbondong-bondong masuk ke dalam kelas. Berganti dengan suara beberapa guru yang mengajar mata pelajaran buat para murid.
Masuk ke halaman gedung Sekolah Dasar (SD) Negeri Rahayu mata kita akan langsung melihat tulisan: GEDUNG SEKOLAH INI DIBANGUN ATAS KERJASAMA PEMKAB TUBAN DAN JOINT OPERATING BODY PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA (JOB PPEJ). Seolah menjadi penanda kalau bangunan tersebut tidak lepas dari keberadaan minyak dan gas bumi (Migas) yang terkandung di dalamnya.
Bangunannya cukup megah dengan dua lantai. Satu sisi halaman depan yang luas, dimanfaatkan buat Rumah Toga dengan aneka macam tanaman obat, serasi dengan cat tembok yang dominan berwarna hijau. Catatan blokTuban.com, gedung dua lantai itu terdiri dari 12 ruang kelas, 2 ruang guru, 2 ruang UKS, 2 ruang perpustakaan, 1 musala, 8 kamar toilet, disertai dengan 2 gudang dan 2 pantri.
Gedung SD Negeri Rahayu seolah menjadi prasasti yang menjulang di tengah ladang Migas. Meski berada di sekitar Lapangan Mudi Blok Tuban yang dioperatori JOB PPEJ, tapi kemegahan dan fasilitasnya tidak kalah dengan lembaga pendidikan unggulan yang berada di wilayah perkotaan.
Nyamannya tempat belajar itu merupakan cerita baru bagi warga desa setempat. Setidaknya sejak gedung baru itu resmi diserahkan JOB PPEJ kepada pemeruntah pada hari Sabtu, 28 Februari 2015 lalu.
"Sebelumnya, proses belajar di sekolahan kerap terganggu," kata salah seorang Guru SDN Rahayu, Siti Liswati, Sabtu (26/11/2016).
Liswati menerangkan, bangunan yang dulu bersebelahan dengan balai desa itu, selain kondisi bangunan yang jauh lebih baik sekarang, lokasi belajar dulu juga terlalu dekat dengan api flare pengeboran untuk mengambil minyak mentah dari Lapangan Mudi.
"Kalau di sini lebih nyaman. Berbeda dengan lokasi dulu yang kerap terganggu proses belajar mengajar, karena terkadang ada suara bising dan bau," kata Liswati.
Mereka merasakan suasana baru yang jauh lebih baik, setelah usulan pengadaan tanah dan bangunan mereka mendapat sambutan dari JOB PPEJ. Setelah itu hampir semua fasilitas sekolah adalah barang baru. Kecuali beberapa perlengkapan inventaris dari tempat lama yang tidak boleh ditinggalkan. Diakui Liswati, keberadaan beberapa fasilitas termasuk lapangan olahraga juga cukup membantu siswa dan siswinya.
Peresmian gedung itu dilakukan langsung oleh Bupati Tuban, Fathul Huda. Sebelum meresmikan, orang nomor satu di Kabupaten Tuban itu sempat mengatakan kalau sekolah baru itu merupakan jawaban dari penantian panjang Pemkab Tuban dan masyarakat setempat.
"Peresmian SDN Rahayu merupakan jawaban dari penantian panjang Pemerintah Kabupaten Tuban dan masyarakat," terang Fathul Huda sebelum memotong pita peresmian.
Bupati menjelaskan, karena SDN Rahayu merupakan aset milik Pemkab Tuban, maka seharusnya pemerintah yang menyediakan lahan. Tapi karena harga tanah yang diperlukan cukup mahal, Pemkab kembali meminta kepada JOB PPEJ untuk bisa melakukan sharing pendanaan. Beruntung permintaan itu dipenuhi sehingga bisa dipergunakan anak-anak di sekitar Desa Rahayu yang selama ini menjadi lumbung Migas di Tuban.
Proses pembangunan sampai penyerahan kepada pemerintah cukup panjang. Karena selain harus melakukan pengadaan lahan dan pembangunan, juga karena SD yang baru merupakan penggabungan dari SD Negeri 1 Rahayu dan SD Negeri 2 Rahayu.
Kepala Desa Rahayu, Sukisno, menerangkan anggaran yang digelentorkan oleh JOB PPEJ untuk sekolah tersebut berkisar Rp5 miliar. Pembangunan sekolah menggunakan anggaran CSR dari JOB PPEJ. "Setelah pengajuan, pengerjaan dilakukan mulai tahun 2011 dan diserahkan pada tahun 2015 kemarin," kata Sukisno.
Selain itu, ada juga beberapa program CSR JOB PPEJ di Desa Rahayu, seperti pemberian bantuan bor air bersih. Guna mencukupi kebutuhan air warga yang selama ini kerap kekeringan di musim kemarau.
Kepala Bagian Humas dan Media Pemkab Tuban, Teguh Setyobudi menerangkan, semua program CSR yang digelontorkan merupakan sinergi antara pemerintah dengan pelaku usaha, termasuk JOB PPEJ.
"Secara umum perusahaan melakukan musyawarah dengan masyarakat sekitar mengenai apa yang menjadi kebutuhan mereka. Sehingga banyak program yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan masyarakat," terang Teguh. [pur/rom]
Prasasti di Tengah Lumbung Migas
5 Comments
1.230x view