Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Seorang disabilitas, Tuna netra asal Dusun Tanggung, Desa Kedungjambangan, Bangilan, Kabupaten Tuban luput dari perhatian pemerintah setempat. Mukti (62) namanya. Sejak umur 3 tahun ia mengalami kebutaan akibat terjatuh saat bermain bersama temannya.
Kedua matanya luka akibat tertusuk pohon klanding, minimnya pengobatan mengakibatkan ia mengalami kebutaan permanen. Pria yang melajang sampai saat ini, kini hidup bersama adiknya yang ketiga dari empat saudara. Sejak itu ia tak pernah lagi melihat keindahan dunia.
Kini usia Mukti tak lagi muda, sendi-sendi mulai rapuh. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang pijit itu, berkeinginan ada perhatian pemerintah untuk dirinya. Selama ini ia tak pernah tersentuh pemerintah desa untuk kesejahteraan hidupnya.
"Saya belum pernah dapat bantuan dari pemerintah, kalaupun ada ya sembako seperti orang-orang pada umumnya," ujar Mukti kepada blokTuban.com, Senin (24/10/2016)
Sebelumnya, Kepala Bidang Bantuan Pemberdayaan dan Organisasi Sosial, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tuban, menyampaikan individu yang tergolong lanjut usia, 70 tahun ke atas dan disabilitas berat berhak mendapat bantuan pendanaan Program Keluarga Harapan (PKH).
Mukti satu diantara disabilitas dengan kategori berat, atau yang dalam aktivitasnya sangat bergantung dengan orang lain. Namun, ia juga tak pernah dapat kartu PKH sebagai identitas menjadi peserta PKH.
"Saya ingin sekali bisa dibantu dengan program PKH, tapi tak pernah ada usulan perangkat desa buat saya," tegas Mukti.[rof/ito]