Reporter: Edy Purnomo
blokTuban.com - Jika belum memperoleh ide konsep yang pas, bolehlah belajar ke pihak lain. Itulah yang dilakukan Dewan Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, untuk mengembangkan program literasi di daerahnya. Mereka berkunjung ke kantor USAID PRIORITAS Jawa Timur di Sidoarjo untuk menimba ilmu program literasi yang sudah dijalankan di 19 kabupaten/kota mitra USAID PRIORITAS Jawa Timur.
“Jawa Timur kami pilih karena program literasi dilakukan lebih awal di sini, terutama Surabaya sebagai Kota Literasi,” ujar Ngampuni Tarigan SPd, MM, selaku Ketua Dewan Pendidikan Labuhanbatu, Sumatera Utara, seperti yang direlease pihak USAID PRIORITAS Jawa Timur kepada blokTuban.com (blokMedia Group).
Sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2013, gerakan literasi sekolah diluncurkan untuk menumbuhkan sikap budi pekerti luhur kepada anak-anak melalui bahasa. Literasi di sini tidak saja terbatas pada keterampilan membaca, tetapi juga menulis. Pada akhirnya, siswa diharapkan mampu berkomunikasi dengan baik dalam masyarakat terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya.
Silvana Erlina, Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Timur, menjelaskan USAID PRIORITAS telah menerapkan program literasi di sekolah-sekolah yang didampinginya. “Selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai selain ada pula satu jam khusus literasi yang tidak masuk dalam jam pelajaran. Berangkat dari kebiasaan ini maka akan terbentuk budaya baca pada diri anak-anak,” tuturnya.
Sebab, literasi itu bukan hanya upaya menumbuhkan gemar membaca. Lebih dari itu, empat keterampilan informasi yaitu mencari, mengolah, menggunakan, dan menyajikan informasi baik lisan maupun tulisan akan terwujud berkat kebiasaan membaca.
Untuk itulah, Dewan Pendidikan Labuhanbatu menyempatkan diri untuk bertemu dengan Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya Arini Pakistyaningsih, Kepala Dispendik Kota Surabaya Ikhsan, dan Ketua Dewan Pendidikan Kota Surabaya Martadi. Tak ketinggalan mereka juga menengok bagaimana pengembangan literasi di taman bacaan masyarakat dan perpustakaan SDN Bubutan 4 Surabaya.
Ngampuni menambahkan, Dewan Pendidikan Labuhanbatu sedang mencari konsep literasi yang pas untuk diterapkan di daerahnya. Dana APBD yang siap dikelola setidaknya sebesar Rp 150 juta. “Perpustakaan sekolah dan daerah di tempat kami belum berkembang secara optimal,” imbuhnya.
Bagaimana pengelolaan dan apa indikator pencapaian program literasi dipelajari pada kunjungan ini. Apalagi, Dispendik Kota Surabaya menyelenggarakan program Tantangan Membaca Surabaya bagi siswa semua jenjang. Ketentuannya, siswa SD/MI membaca 20-30 buku, SMP/MTs 15 buku, dan SMA/SMK/MA 10 buku. Tentu hal ini tidak terlepas dari dukungan Pemkot Surabaya dan Satuan Kerja Perangkat Daerah. [pur/rom]
Keterangan foto: Kunjungan Dewan Pendidikan Labuhanbatu, Sumatera Utara, ke kantor USAID PRIORITAS Jawa Timur