Reporter: Moch. Sudarsono
blokTuban.com - Berbagai pro dan kontra terhadap kebijakan lalu lintas Sistem Satu Arah (SSA) yang diterapkan oleh Satlantas Polres Tuban bermunculan. Ada yang sepakat dengan penerapan satu lajur dan ada pula yang tidak sepakat.
Alasan mereka yang sepakat adalah dinilainya kebijakan ini akan mengurai kemacetan terutama di jalan yang berpusat di jantung kota yaitu Jalan Basuki Rahmat. Sedangkan yang tidak sepakat dengan penerapan kebijakan ini adalah para pedagang yang berada di kawasan jalan tersebut.
Ayu salah seorang pengendara, mengatakan, sepakat atas penerapan jalur satu arah. Menurutnya jika tujuannya adalah mengurai kemacetan maka harus didukung, karena untuk kepentingan orang banyak.
"Harus kita dukung karena ini adalah sebuah inovasi untuk mengurai kemacetan," terang perempuan yang bekerja di sebuah klinik kesehatan kepada blokTuban.com, Minggu (24/7/2016)
Sedangkan salah seorang yang tidak sepakat adalah Yudi, pria yang berdagang aksesoris rumah tangga ini mengaku penerapan sistem satu arah dikhawatirkan mengurangi pendapatan usahanya. Karena biasanya orang yang melintas begitu melihat dagangannya dan tertarik maka akan menyempatkan untuk mampir, dengan adanya penguraian jalan mulai dari Perempatan Sambong maka pengendara tidak akan melintasi tokonya.
"Untuk saat ini tentu berdampak, tetapi semoga saja kedepannya tetap menghasilkan hal yang baik untuk semua," paparnya.
Sementara itu Kasatlantas Polres Tuban Ajun Komisaris Polisi (AKP) Dhyno Indra Setiadji, menerima semua masukan dari masyarakat atas diterapkannya rekayasa SSA ini, baik dari pengguna jalan ataupun pelaku usaha.
"Ya kurang pas rasanya jika dikaitkan dengan menurunnya pendapatan, sebab orang yang akan membeli itu kan sudah direncanakan. Ketika akan makan di Warung A maka akan di Warung A meskipun jalannya mengalami hambatan," pungkasnya.[nok/col]