Reporter: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Kawasan bekas tambang kerap kali menjadi lahan yang dipandang tidak bernilai lagi. Sebab itu, beberapa lokasi dibiarkan begitu saja, seperti bekas tambang galian C dengan alat berat yang berada di Desa Kesamben, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban secara tidak sengaja membentuk telaga ceruk yang mengundang decak kagum.
Tidak dipungkiri, tambang batuan kumbung beserta pembakaran gamping menjadi pekerjaan sebagian warga setempat. Produksi gamping penduduk Desa Samben bahkan mencapai hampir 100 ton perhari.
[Baca juga: Pesona Danau Ceruk Asal Kesamben ]
"Lebih dari 30 pabrik batu atau gamping beroperasi di Kesamben. Pabrik-pabrik tersebut masuk skala kecil dengan terdapat dua hingga empat jubung atau tabung pembakaran batu di setiap pabrik," kata Kepala Desa Kesamben, M Taqim kepada blokTuban.com.
Warga membutuhkan jaminan bahan baku tetap tersedia. Mereka tidak berkehendak pekerjaan yang sudah lama digeluti tersebut mandek begitu saja. Tak pelak, pilihan utama yakni galian tambang harus selalu beroperasi.
Sementara itu, salah seorang yang pemerhati alam sekaligus pembina Pecinta Alam Acarina, M Ali Baharudin mengatakan tindakan penutup tambang terdengar cukup mudah. Tetapi, jangan sampai pemerintah melupakan masyarakat kecil yang menambang secara tradisonal demi dapur tetap mengepul.
"Kami mmendukung penertiban dan penutupan tambang ilegal dan tambang legal yangg sudah melanggar batasan batasan peraturan daerah. Tapi. kami mengharap pemerintah juga memberikan solusi untuk masyarakat kecil penambang tradisional," kata Ali begitu ia kerap disapa.
Sebab itu, lanjut Ali harus ada rencana relokasi dari penambang ke kegiatan ekonomi lainnya. Hal tersebut penting dilakukan, karena secara sosial ekonomi penambang tradisional hanya menggantungkan dari penambangan yg mereka lakukan.
"Perlu program pemberdayaan ekonomi, atau alih fungsi lainnya," ujar Ali menambahkan.
Konsep lain yangg menarik, masih kata Ali salah satunya adalah dibuatnya lahan-lahan eks tambang ini sebagai destinasi wisata alam. Atau merubah eks tambang menjadi media beternak ikan.[dwi/ito]