Sepasang Skok, Sejuta Harapan

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Mempunyai tubuh yang tidak lengkap alias Cacat, karena kecelakaan atau sejak lahir membuat seseorang kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tapi tidak semua penderita cacat menyerah pada segala keterbatasan yang mereka miliki. Sebagian berhasil memanfaatkan potensi lain yang mereka miliki dengan mengukir prestasi yang luar biasa, bahkan sulit dilakukan oleh orang normal sekalipun.

Bagi masyarakat Jatirogo dan sekitarnya, mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama Samanhudi, tuna daksa yang menjadi tukang servis skok. Pekerjaan Samanhudi itu begitu menarik perhatian publik dan menjadi inspirasi untuk kita semua.

Samanhudi mengalami kecelakaan motor pada tahun 1990 yang membuat tangan kanannya mulai dari jari sampai lengan diamputasi. Pada saat itu, dia masih bekerja sebagai karyawan koperasi di Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban.

"Akibat kecelakaan saya merasa kehilangan semua impian dan rasa percaya diri," kata pria 57 tahun ini.

Karena keterbatasan fisik, ia memutuskan berhenti bekrja di koperasi. Mulai tahun 1993 sampai 1996 diapun bekerja menjadi buruh pengoleksi barang antik. Karena pekerjaan itu sangat berat dan penghasilan tidak seberapa, akhirnya ia berusaha untuk menciptakan lapangan kerja sendiri.

"Pada tahun 1997, saya bekerja sebagai pengumpul barang bekas di bengkel-bengkel. Pekerjaan itu saya lakukan selama tiga tahun," jelas pria perantauan asal Bojonegoro itu.

[Baca juga: Tak Ingin Bergantung Meski Tak Sempurna]

Setelah Samanhudi berhenti mencari barang bekas dari bengkel-bengkel, ia beralih profesi sebagai mekanik sepesialis skok. Untuk menciptakan alatnya, Samanhudi merancang sendiri. Berbahan dari besi kemudian ia bawa ke bengkel las untuk dirakitkan menjadi alat bongkar pasang skok.

"Saya mendapatkan ilmu servis skok dari Nganjuk. Dari situ saya belajar dengan melihat saja tanpa praktek," jelasnya kepada blokTuban.com, saat ditemui di bengkelnya, Minggu (15/5/2016).

Dengan keterbatasan fisik itu, dia bisa mengotak atik skok yang sudah rusak manjadi skok yang layak pakai. Lalu, diapun memulai usaha dengan membangun bengkel sederhana. Dengan ruangan berukuran 2x3 meter berbentuk gubukan. Bengkel itu dia gunakan untuk membenahi skok pelanggannya.

Penghasilan Samanhudi semakin meningkat. Saat ini dia sudah mempunyai pelanggan tetap yang berasal dari luar Jatirogo, bahkan dari luar kabupaten, yaitu Rembang dan Blora. Dengan keberhasilan mengatasi keterbatasan dirinya dan mampu berkreasi dengan segala keterbatasannya, kini kehidupan Samanhudi beserta keluarganya secara financial berkecukupan.

Samanhudi menuturkan, manusia hidup dibekali dengan kesempurnaan akal. Dengan berfikir, manusia pasti bisa menciptakan lapangan kerja. "Masih banyak orang yang menyerah pada kekurangan fisiknya. Sebenarnya masih banyak pekerjaan mulia yang bisa dilakukan. Yang penting buat saya tidak mencuri dan anak istri makan rizki dari hasil keringat saya," pungkasnya.

Dari sini kita memiliki catatan, bahwa kita akan berhasil mengatasi segala keterbatasan dengan tekad yang kuat, tetap optimis dan tidak mudah putus asa, maka kitapun akan mampu menghasilkan karya dan prestasi yang luar biasa. [rof/rom]