Reporter: Khoirul Huda
blokTuban.com - Setiap hari Warung Kopi (Warkop) yang dirintis oleh Marsan (53) warga Desa Sumurgung, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban sejak tahun 2000, tidak pernah sepi dari kalangan pecinta kopi.
Sebelumnya Warkop Marsan telah ada pada tahun 1950 yang dirintis Sang Ibu. Namun setelah orang tuanya meninggal, Warkopnya pun sempat tak buka sehingga baru pada tahun 2000 warga Desa sumurgung tersebut mulai merintis dari awal.
Para pecinta kopi dari barbagai usia datang ke Warkopnya untuk sekadar menikmati kopi murni seduhan Marsan. Rasa kopi khas sebanding dengan usaha pemilik Warkop yang mengolah sendiri biji kopi pilihan yang dibeli di pasar. Dalam sehari Marsan membuka warungnya dua sesi yakni pukul 06.00-11.00 WIB dan 18.00-21.30 WIB yang bisa menghabiskan sekitar dua sampai tiga kilogram kopi bubuk.
"Untuk kopi sama saja beli di pasar, kalau menurut saya yang membedakan itu adalah tangan dari sang pembuatnya," ujar Marsan kepada blokTuban.com.
Diketahui selain warkop tersebut merupakan warkop legendaris dan kebanyakan cara meminum kopinya pun sangat unik. Setelah disuguhkan secangkir kopi, para pecinta kopi atau penikmat kopi warung tersebut langsung menuangkan semua kopinya di lepek, lalu meminumnya tanpa harus memegang lepek maupun mengangkatnya dari atas meja.
"Itu merupakan inisiatif para penikmat kopi yang datang, bukan merupakan anjuran dari pemilik warkop," tambah Marsan.
Dalam waktu sehari, Warkop sederhana ini bisa menghabiskan antara 250-300 cangkir kopi. Selain yang datang adalah warga di Kawasan Kecamatan Montong sendiri, dari luar kecamatan juga ada seperti pembeli dari Kecamatan Kerek.
Dari sekian banyak para pecinta kopi yang datang, pemilik Warkop sederhana ini enggan menyebutkan berapa penghasilannya setiap hari. "Dalam sehari ya lebih lah kalau 100 ribu soalnya berdua sama istri," ungkapnya.
Setiap cangkirnya ia memberikan harga antara Rp3.000 untuk kopi hitam cangkir dengan sebuah eceran rokok sampai Rp4.000 untuk kopi di gelas dengan satu eceran rokok yang telah disediakan.[hud/col]