Terima Kritik dan Cemoohan di Awal Tugas

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Perjalan karir pria kelahiran 16 September 1966 silam ini, bukan tanpa aral rintangan. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang ia kepalai lima tahun lalu, belum selayaknya sekarang. Mushollin bertekad, pelayanan hingga fasilitas perlu ditingkatkan kala itu.

Kritik dan cemoohan masyarakat seolah makanan sehari-hari baginya. Dari segi pelayanan begitu dominan dipermasalahkan. "Dibilang petugasnya kurang tersenyum, bahkan pelayanan lama dan kenapa Unit Gawat Darurat tidak buka 24 jam," cerita Mushollin, diawal karirnya sebagai kepala Puskesmas Soko.

Dari keluhan masyarakat tersebut, bapak tiga anak ini berusaha mengkomunikasikan harapan masyarakat. Ia berprinsip, kritik merupakan suatu hal yang baik. Perlu kelapangan dada untuk menerima kritik dan lebih penting berkeinginan untuk berubah.

"Saya harus punya progres. Kedepan saya harus punya perubahan. Yakni mewujudkan Pelayanan kesehatan berbasis masyarakat. Pelayanan yang berbeda dengan lainnya," ujar pria asal Lamongan ini.

Untuk mewujudkan impian tersebut, ia menyadari tidak bisa melangkah dan bertindak sendiri. Sehingga ia menggandeng tokoh masyarakat untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat.

Tindakan harus diambil, sesuatu yang dilakukan secara continue yaitu berulang-ulang. Akhirnya dilakukan survey terkait harapan masyarakat. Membentuk sebuah forum, kemudian diajak komunikasi.

"Kita bentuk kuesioner, ternyata harapan masyarakat ingin dilayani dengan baik, petugas tersenyum, pelayanan sesuai waktu, UGD buka 24 jam, ada perawatan dan sebagainya," Kata Mushollin, kepada blokTuban.com.

Setelah survey dilakukan, ia bersama tenaga medis di Puskesmas Soko yang membawahi 13 desa tersebut menyimpulkan, untuk melakukan peningkatan pelayanan dan fasilitas. Pelayanan ada perubahan mencolok dengan peningkatan dua pelayanan penting. Yaitu UGD buka 24 jam dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) atau pelayanan kegawatdaruratan untuk ibu hamil beserta janinnya untuk menentukan kelangsungan hidup ibu dan bayi baru lahir.

Tidak mau puas, Mushollin yang meyakini keberhasilan memerlukan kekompakan. Membentuk teamwork sekuat mungkin, leader atau pemimpin dari tim harus kuat, karena satu komando.

"Yang namanya staff satu suara pasti sulit. Tetapi dengan ketelatenan, kesabaran dan keuletan untuk mengetahui karakter masing-masing staff, bisa ditemukan solusi. Dengan kebersamaan dan diberlakukan punishment atau hukuman dan reward atau penghargaan," paparnya.

Harapan dan kerja keras terbayar tuntas, manakala Puskesmas Soko pada 31 Desember 2015 lalu, dikukuhkan sebagai puskesmas terakreditasi madya. Proses panjang dan membutuhkan kesiapan yang matang, akhirnya membuahkan penghargaan manis. "Dapat dikatakan menjadi kado diakhir tahun yang spesial," kata Mushollin menambahkan.

Puskesmas Soko bahkan dijadikan pioneer untuk puskesmas lain. Baginya akreditasi itu perlu, yaitu untuk penyesuaian standart pelayanan masyarakat. Dimana masyarakat mengharapkan pelayanan prima melalui proses akreditasi tersebut. [dwi/rom]

Profil Singkat Kepala Puskesmas Soko:

Nama   : Mushollin,S.Kep.,Ns.,M.Kes.
TTL      : Lamongan, 16 September 1966
Istri     : Siti Fatimah
Anak    : Welinda Febrian E P,
             Ferdina Meita D,
             Lailani T K
 
Jenjang Karir:
- Staf Puskesmas Klotok, 1988-2011
- Kepala Puskesmas Soko, 2011-sekarang.