Reporter: Khoirul Huda
blokTuban.com - Pardi (70) dan Temok (67), pasangan suami istri (Pasutri) ini tak mengenal kata pensiun bekerja. Di usianya yang sudah sepuh, warga Dusun Kluncing, Desa Suciharjo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban ini sehari-harinya masih bekerja memecah batu kricak (koral). Pekerjaan itu sudah dilakoninya sejak 50 tahun lalu.
Dengan menggunakan alat palu kecil dan batu besar sebagai alasnya, kedua orang tersebut mengais rejeki untuk bisa bertahan hidup. Lantaran usianya yang lanjut, saat musim hujan seperti sekarang memecah batu tak dilakukan setiap hari. Saat ini mereka sibuk bertani.
"Nek musim panas olehe batu kricak ki yo akeh, iso sampe sedino (Kalau musim kemarau penghasilan batu kricaklebih banyak, karena bisa melakukanya sehari penuh)," terang Temok, nenek delapan cucu tersebut kepada blokTuban.com.
Memecah batu, kata dia, setiap satu minggunya bisa memperoleh satu muatan mobil pikup dan harganya Rp300.000. Namun jika batu yang berukuran besar setiap satu buahnya seharga Rp400.000. "Pemesan datang dari beberapa daerah. Seperti Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Bojonegoro," ungkapnya.
Suami Temok, Pardi (70) mengatakan untuk memecah batu Kricak ini dia melakukannya sampai malam hari. Hal ini
dilakukan apabila tidak hujan dan pemesanan banyak. "Kalau tidak hujan dan pemesanan banyak pemecahan batu Kricak sampai malam," pungkas kakek yang sudah putih rambutnya tersebut.
Batu-batu ini diperoleh atau kiriman dari daerah Kecamatan Montong, dan tempat untuk memecah batu kricak ini tepat berada di depan rumah pasangan usia senja tersebut.[hud/fah]