Reporter: Edy Purnomo
blokTuban.com - Buta aksara, atau tidak bisa membaca dan menulis, masih menjadi potret buram dunia pendidikan di Kabupaten Tuban.
Data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Tuban, saat ini masih ada 15 ribu warga di bumi wali yang masih belum bisa membaca dan menulis. Menjadikan Tuban masuk 10 besar salah satu kota dengan warga buta aksara tertinggi.
"Makanya, sekarang kami sedang menggalakkan program melek aksara untuk warga buta aksara," jelas Kepala Disdikpora Tuban, Sutrisno, kepada blokTuban.com, Sabtu (23/1/2016).
Kendati demikian, Sutrisno mengatakan, kalau warga buta aksara di Tuban rata-rata sudah berusia tua. Yakni, antara usia 50 sampai 60 tahun. Sementara usia produktif, terutama usia sekolah, hampir seluruhnya sudah masuk kategori melek aksara.
"Kalau dari kalangan produktif kami rasa tidak, karena sekarang hampir semuanya bisa sekolah. Sementara untuk yang tua kami menggalakkan program melek aksara melalui UPT dinas yang ada di masing-masing kecamatan," terang Sutrisno.
Disdikpora mengaku cukup kesulitan mengurangi angka buta aksara di kalangan orang tua. Sebab, secara usia mereka sudah kesulitan untuk menangkap pelajaran maupun mengingatnya. Masalah lain, warga dengan usia ini juga cenderung merasa malu untuk belajar.
"Namanya orang tua, sekarang diajar bisa dan besok sudah lupa. Sehingga, pengurangan angka buta aksara di Tuban harus melibatkan banyak pihak, termasuk masyarakat juga," tandas Sutrisno. [pur/rom]
*Foto ilustrasi insert.net