Kalahkan 779 Peserta, MA Sains Bina Insan Kamil Harumkan Tuban di Kancah Internasional

Reporter: Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Madrasah Aliyah (MA) Sains Bina Insan Kamil (BIK) Kabupaten Tuban, kembali mengharumkan nama Kabupaten Tuban dikancah Internasional, dengan menjadi juara dalam ajang Karya Tulis Ilmiah (KTI) Indonesia Internasional Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) yang diselenggarakan di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. 

Kepala Sekolah MA Sains BIK, Teguh Pambudi Agung mengatakan jika ajang I2ASPO tersebut keempat siswinya itu, berhasil di berhasil meraih predikat terbaik 1 dan mengalahkan 779 tim dari berbagai negara lainnya, dengan memboyong medali emas. 

"Ada 4 siswa dari kelas 10 yang menjadi perwakilan MA Sains BIK dan tergabung dalam satu tim," ujarnya kepada blokTuban.com, Rabu (27/12/2023). 

Adapun empat siswa tersebut, diantaranya ialah Fairuz Sukma Nur Rahmah, Alifia Reza Nur Fajriah, Hafizha Nadiya Aqila Putri M, Davina Mahardian Azzyatusyifa. 

Menurut Teguh Sapaan akrabnya, dalam ajang KTI tersebut, para peserta didiknya membawakan karya tulis dengan judul The Effectiveness Of Siwalan (Borassus Flabellifer) Shell Carbon Dots to Absorb Heavy Metal Ion of Batik Dyeing Waste, atau  Efektivitas Kulit Siwalan (Borassus flabellifer) sebagai Carbon Dots untuk Menyerap Ion Logam Berat di Limbah Pewarnaan Batik Tulis. 

"Dalam kompetisi ini tidak ada juara, hanya saja ada tiga jenis medali. Yaitu medali emas untuk terbaik 1, medali perak terbaik 2 dan medai perunggu terbaik 3," sambungnya. 

Disisi lain, Teguh mengatakan bukanlah hal mudah untuk menjadi yang terbaik dalam kompetisi tersebut. Pasalnya, para peserta dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik, untuk bisa menjawab pertanyaan dewan juri yang sangat paham dengan dunia sains. 

Sehingga hal itulah yang menjadi salah satu kesulitan yang dihadapi oleh keempat peserta tersebut, dalam mengikuti perlombaan ini. 

"Yang diuji dalam perlombaan ini yaitu inovasi penelitian, manfaat di masyarakat, presentasi dengan Bahasa Inggris dan keakuratan penelitian dengan menggunakan laboratorium," bebernya. 

Selain itu, pria ramah ini juga menambahkan bahwa tema yang diambil dalam perlombaan ini, berdasarkan hasil studi dari berbagai temuan. Dimana, saat ini belum ada cara untuk mengatasi bagaimana limbah batik di Tuban, agar bisa ramah terhadap lingkungan ddngan memanfaatkan buah khas Kabupaten Tuban, yaitu Siwalan. 

Dengan prestasi yang ditorehkan oleh peserta didiknya tersebut, Teguh mengaku ke depannya penelitian ini akan dilanjutkan, agar masyarakat di Tuban dapat menggunakan temuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 

"Rencananya penelitian ini akan dilanjutkan dan wujud penilaian ini adalah bagaimana nantinya masyarakat Tuban dapat menggunakannya terutama para pengusaha batik. Tentunya harus berkerjasama dengan Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Tuban," imbuhnya. [Sav/Dwi] 

 

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS