6 Motif Batik Tulis Gedog Tuban, Makna dan Kegunaannya

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Sentra industri rumahan batik Gedog di Kabupaten Tuban berada di Desa Margorejo, Kecamatan Kerek. Para pengrajin batik di desa ini masih mempertahankan motif dan cara pengerjaan tradisional, Senin (18/9/2023).

Sampai sekarang pasar batik Gedog terbesar adalah di Bali. Sedikitnya ada 6 motif batik gedog yang paling laku di Pulau Dewata menurut jurnal pendidikan sejarah riset Varidatun Nur Qomariyah mahasiswi Universitas Negeri Surabaya berjudul "Perkembangan Industri Batik Tulis Gedog Tuban tahun 19997-2002.

Riset pada tahun 2017 itu mewawancarai langsung beberapa pengrajin batik di Desa Margorejo. Diantaranya Sulistiana, Lastri, Darsinah, hingga Rusdiana.

Perkembangan industri batik yang ada di Desa Margorejo mengalami kemajuan sebelum terjadinya krisis moneter. Harga bahan baku yang belum naik membuat biaya produksi dapat ditekan, sehingga para pengrajin akan mendapatkan keuntungan yang cukup.

"Para pengrajin memperoleh cukup keuntungan dari hal tersebut, sehingga banyak dari pengrajin memperbanyak produksinya karena banyaknya pesanan," tulis Varidatun dikutip blokTuban.com.

Varidatun menambahkan, ada beberapa motif yang menjadi produk paling laku bahkan hingga sekarang. Namun, ada beberapa motif yang diproduksi sesuai pesanan saja.

Berikut ini beberapa motif yang laku di pasaran baik di dalam Kota Tuban maupun di Bali:

1. Motif Kembang Waluh

Motif kembang waluh dipengaruhi dari hasil bumi yang ada di Desa margorejo. Letak geografis yang tandus dan kering, membuat hanya beberapa tanaman waluh yang berbunga.

Oleh karena itu, para pengrajin membuat motif ini untuk memfisualkan tanaman yang ada. Bunga waluh memiliki warna mencolok membuat para pengrajin tertarik untuk membuat motifnya. Motif ini sering digunakan sebagai alat dalam upacara ritual membuang sial.

2. Motif Kembang Kluweh

Hampir sama dengan motif kembang kluweh, para pengrajin memfisualisasikan tanaman yang ada di sekitarnya menjadi motif di kain batik.

3. Motif Manuk Jemprak

Motif ini menjadi paten di batik tulis gedog Tuban. Konon burung ini dibawa oleh tentara Cina pada saat menuju Kerajaan Majaphit, yang sebelumnya transit di Pantai Boom Tuban.

Ornamen utama motif Lok Can dalam batik gedog berupa burung Hong (Phoenix), lalu dimodifikasi dengan flora dan fauna. Makna filosofis motif ini yaitu, burung Hong melambangkan kebajikan, prestasi, dan keabadian.

Selain itu, dipercaya siapapun yang memakainya memiliki tempat yang tinggi, atau mendapatkan karir yang bagus.

4. Motif Ganggeng

Ganggeng merupakan kekayaan biota laut di Kabuaten Tuban. Masyarakat lokal mengenalnya dengan sebutan rumput laut. Motif ini memberi gambaran rumput laut yang bergoyang di air dan bercorak seperti kelabang/kaki seribu berjalan.

Harapan dari motif ini bagi pemakainya diberikan kecukupan dan umur panjang. Selain digunakan sehari-hari, motif Ganggeng juga kerap dipakai untuk seserahan pengantin pria kepada mempelai perempuan.

Ada empat pengelompokan berdasar pengguna serta seratnya:

- Warna merah terang bagi perempuan muda di masa subur

- Warna merah dam biru untuk perempuan yang sudah memiliki anak

- Warna merah ungu hampir hitam untuk perempuan lanjut usia

- Warna hitam dipakai untuk menyelimuti mayat.

5. Motif Klabang Mlaku

Motif ini memiliki filosofi hampir sama dengan motif Ganggeng dengan makna yang sama.

6. Motif Asem Londo

Motif ini memiliki motif pokok burung merak yang berjemur dan sering dipakai dalam upacara adat. Dipercaya yang memakai batik motif ini akan bahagia dan bersikap ramah. Belakangan ini motif ini sering dipakai warga Kerek untuk menghadiri hajatan.

Itulah 6 motif batik tulis gedog Tuban beserta makna dan kegunanaannya dalam kehidupan sehari-hari. [Ali/Dwi]