Jadi Ibu Sekaligus Ayah, Begini Sosok Haeny Relawati di Mata Bupati Tuban

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Ibu adalah madrasah pertama bagi para putra-putrinya. Ungkapan ini nampak cocok mendeskripsikan sosok Haeny Relawati Rini Widiastuti, di mata putra laki-lakinya Aditya Halindra Faridzky.

Bagaimana tidak, berkat didikan dan prinsip yang diajarkannya, sukses mengantarkan Lindra sapaan akrabnya menjadi Bupati termuda diusia 29 tahun dan resmi memimpin Kabupaten Tuban sejak Tahun 2021 silam.

Menurut Lindra, sosok sang ibu merupakan satu-satunya mentor dan panutannya dalam menjalankan pemerintahan di Bumi Wali Tuban ini.

“Jadi di mana beliau ketika saya kondisinya saat butuh nasihat, butuh koreksi, beliau adalah pengkritikus pertama saya. Untuk menjadi sosok pemimpin yang memang bisa diharapkan oleh masyarakat,” ujar orang nomor satu di Kabupaten Tuban tersebut, Jumat (4/8/2023).

Selain sebagai roll model, Haeny Relawati juga memiliki prinsip yang kuat, tegas, dan sangat perhatian dalam hal-hal kecil sekalipun. Bahkan, ia juga memiliki jiwa penyabar dan selalu membalas kritikan-krikan apapun yang datang padanya, dengan sebuah karya, legesi dan tinggalan infrastruktur.

Hal tersebut, yang saat ini dicontoh oleh Bupati Tuban dalam menjalankan tugasnya menjadi seorang pemimpin daerah.

“Beliau selalu memberikan nasihat kepada kita bahwa kalau ingin menjadi pemimpin, maka harus banyak mendengar. Beliau adalah sosok yang menjadi contoh saya, dalam nasihat beliau ‘berkacalah suatu keburukan di dirimu sendiri, dan berkacalah suatu kebaikan kepada orang lain’,” sambungnya.

Artinya, dalam menjalankan tugas harus menjadi orang yang bisa menghargai satu sama lainnya, bukan karena siapa, tapi karena memang pantas untuk dihargai.

Bukan hanya itu saja, sang ibu juga menjadi sosok yang mengajarkan Lindra untuk menjadi orang yang disegani, bukan orang yang ditakuti.

“Arti disegani karena dianggap mumpuni (mampu), sehingga orang-orang akan menghormati. Itu adalah salah satu nasihat beliau kepada saya, ketika menjadi pemimpin maka harus banyak belajar. Sehingga sampai pada titik levelnya disegani dan bukan ditakuti,” tuturnya.

Seluruh ajaran-ajaran itulah, yang sampai saat ini selalu dipegang teguh oleh Lindra selama menjalani karirnya, begitu juga dengan saudara-saudaranya yang lain. [Sav/Ali]