Hingga Kini, 2.300 Petani Terdaftar Ikuti AUTP

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban untuk melindungi usaha tani, terus dilakukan dengan getol. Melalui program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kemenpan RI), kini sudah ada 2.300 petani yang terdaftar.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Murtadji mengatakan, petani akan mendapat ganti modal kerja, bila gagal panen. Untuk itu, diharapkan petani yang belum terdaftar segera mendaftar dan kartu bisa secepatnya dibagikan.

"Apabila petani gagal panen akibat bencana alam maupun serangan hama pengganggu tanaman, mereka akan mendapat ganti rugi dalam bentuk modal kerja," jelas mantan Camat Bancar itu.

Kendati demikian, tidak serta merta petani mendapat modal ganti rugi. Akan tetapi harus melalui analisa oleh petugas dari Dinas Pertanian, yang kemudian baru bisa diajukan.

Harga pertanggungan asuransi sekira Rp6 juta per hektare. Besaran tersebut akan diberikan sesuai hitungan per peta alami, dari 75 persen lahan yang rusak.

"Program AUTP sangat menguntungkan petani, dan menjadi syarat mutlak harus membentuk kelompok,” jelasnya.

Sementara kelompok petani di Tuban yang ikut AUTP menyebar di 90 desa, dari 18 kecamatan di wilayah Tuban. Dengan luasan lahan pertanian sekira 3.864 hektare.

Saat ini dana yang masuk di PT Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo) mencapai Rp131.103.400. Anggaran tersebut nantinya digunakan untuk membantu penyangga kebutuhan pangan di Bumi Wali.

Bagaimana cara mengikuti program AUTP? Sedangkan cara mengikuti asuransi tergolong mudah, setiap bulannya minimal membayar premi Rp180 ribu. Rinciannya Rp150.000 dibayar pemerintah, sisanya Rp36 ribu dibayarkan petani per hektare.

Masih Murtadji, saat ini timnya sedang melakukan finishing pendataan petani yang ikut AUTP. Hal ini karena Pemerintah Pusat menargetkan kartu ini dapat diluncurkan akhir bulan ini.

Setelah pertemuan bersama 160 petugas penyuluh dan UPTD Pertanian beberapa waktu yang lalu, mereka komitmen menyelesaikannya dalam sepekan kedepan. "Apabila komitmen ini meleset, dampaknya peluncuran kartu tani molor," pungkasnya menandaskan. [rof/col]