Tentukan Program, Lesbumi Tuban Jalin Komunikasi Pengurus

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) Tuban memperingati Hari Lahir (Harlah) NU kembali menjalin komunikasi dengan para budayawan, pemikir, intelektual yang memiliki perhatian terhadap masalah kebudayaan Tuban dan juga seniman dalam segala bentuknya.

Lesbumi Tuban ingin memberikan peran atau memfasilitasi kesenian yang sifatnya menumbuhkan kreatifitas masyarakat Tuban. Program utamanya adalah, melakukan dokumentasi terhadap kesenian masyarakat, bahkan yang langka dan hampir hilang.

"Dalam menyambut Harlah NU yang ke-91 Lesbumi Tuban akan memposisikan sebagai medium beragama, bersosialisasi, berkesenian dan berbudaya," ujar Ketua Lesbumi NU Tuban, Moh Zainuddin kepada blokTuban.com, Senin (13/2/2017).

Hal itu dilakukan sebagai pemantapan program jangka pendek yang sifatnya momentum. Selain itu juga disampaikan program jangka panjang dalam rangka mengembalikan dimensi-dimensi kebudayaan dan kesenian sebagai pilar dari sikap kemanusiaan yang sebetulnya tak dapat dipisahkan dari agama, yang mulai hilang.

"Kita lagi persiapan menyambut harlah NU yang akan diselenggarakan teman-teman Lesbumi Tuban sesuai marwah NU," imbuh Jay, sapaan akrabnya.

Kemudian lanjut dia, meski mometum Harlah NU sudah lewat, namun semangat Lesbumi Tuban untuk menyebarkan Islam yang damai dan toleran tetap menyulut. Saat ini toleransi menjadi barang yang sangat susah kita dapatkan. Selain itu juga banyak kelompok yang gemar menyesatkan.

"Yang paling parah, jika ada yang dianggap tersesat malah dikafir-kafirkan, bukan dirangkul dan diajak menuju jalan yang dianggapnya sebagai kebenaran. Untuk itu kita akan berusaha mewadahi dengan sentuhan seni," tegasnya.

Untuk diketahui, Lesbumi NU bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan seni dan budaya.

Hadirnya Lesbumi NU antara lain juga dilandasi oleh keprihatinan akan fenomena kering dan sepinya agama dari sentuhan kebudayaan. Sehingga, yang nampak adalah penampilan agama yang sangar dan beku, tidak memiliki kelenturan-kelenturan. Agama tidak lagi merupakan sesuatu yang hidup dan bahkan tidak lagi memberi kenyamanan bagi pemeluknya. [rof/col]