Puasa,  Nenek 9 Cicit Semangat Panen Cabai

Reporter: Khoirul Huda

blokTuban.com - Meskipun puasa, namun tidak menghalangi nenek Darsih (75) memanen cabainya seorang diri di bawah terik matahari. Meskipun begitu dengan tangan yang telah keriput, dan tenaga yang tidak seperti dulu lagi, nenek yang memiliki sembilan cicit tersebut dengan telaten memetik cabainya yang siap panen satu per satu.

Tak jarang, ketika dia lelah, Nenek Darsih beristirahat sejenak dengan duduk sekadar menghela napas yang terengah mengelilingi lahan cabai seluas seperempat hektare miliknya.

"Kalau anak saya ada banyak, cucu ya banyak dan buyud saya ada sembilan, sehingga kekuatan tidak seperti dulu lagi," katanya sambil memetik cabai.

Nenek yang beralamatkan Dusun Gegunung, Desa Waleran, Kecamatan Grabagan tersebut mengaku awalnya dia memanen cabai bersama anak dan cucu-cucunya yang sudah pulang lebih awal. "Tadi panen cabai saya lakukan dengan anak cucu saya tapi entah kemana, kalau panen dilakukan dengan bersama-sama bisa memperoleh hingga berkuintal-kuintal, kalau sendiri ya sedikit," ujarnya.

Sementara itu, Suami Darsih, Dasman bertugas merawat sawah yang saat ini ditanami padi. Sehingga tidak menemani Darsih panen cabai.


Darsih menambahkan, jenis cabai yang ditanam adalah cabai pluntir, yang sudah dipanen hingga beberapa kali. " Ini merupakan cabai krucilan (tahap akhir) sehingga hasilnya tidak maksimal," pungkas Darsih.

Setiap kali selesai panen Darsih langsung membawa hasil panen cabainya ke tengkulak dengan harga yang tak tentu, namun apabila ada anak atau cucu, ya mereka yang menjualkan. [hud/col]