Pilih Pohon Kersen untuk Tarik Satwa Liar

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Perhatian akan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) terutama di lahan bekas tambang sejauh ini belum maksimal. Gerakan pemuda peduli lingkungan gencar menanam pohon dan memilih tanaman kersen untuk menarik satwa liar penghuni ruang terbuka.

Menurut Ketua Badan Konservasi Yayasan Pecinta Alam Acarina Indonesia (YPAAI) Tuban, Agus Hermanto, ruang terbuka adalah kawasan yang didominasi oleh tumbuhan yang memiliki fungsi untuk sarana konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. 

"Menurut penelitian, RTH yang ideal di kota adalah 30 persen dari luas total area. Ini diperlukan agar dapat menunjang kehidupan habitat satwa dan tumbuhan yang hidup di sekitarnya," kata Agus, Kamis (5/5/2016).

Lebih lanjut, Agus menerangkan keberadaan pohon buah dan pohon-pohon besar mampu menarik satwa liar untuk mencari makan dan juga sebagai habitat satwa. Seperti bajing kelapa, bunglon dan beberapa jenis burung.

"Salah satu pohon buah yang dapat menarik kehadiran satwa adalah pohon kersen," kata Agus kepada blokTuban.com.

Diketahui pohon kersen dalam bahasa latin disebut Muntingia Calabura adalah salah satu pohon yang mudah kita jumpai di pinggir jalan. Pohon ini termasuk tanaman liar yang tumbuh dengan ketinggian 3 sampai enam meter, bahkan ada yang mencapai 12 meter.

Kersen merupakan salah satu jenis buah yang berukuran kecil. Saat muda, buah kersen memiliki warna hijau dan saat matang berwarna merah cerah serta memiliki rasa yang manis. Buah ini juga memiliki banyak nama, namun masyarakat sekitar  menamainya keres, keresen, karsem, seri, dan lain sebagainya.

Burung-burung pemakan buah seperti burung cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), bahkan diwaktu gelap kelelawar sering mengunjungi pohon untuk memakan buah atau sari buahnya yang manis. Biji kersen tidak tercerna oleh burung dan kelelawar, karena itu kedua kelompok satwa ini sekaligus berfungsi sebagai pemencar bijinya.

"Penanaman pohon di kawasan kars eks tambang di atas Goa Ngerong semoga menyadarkan masyarakat pentingnya kelestarian alam.  Selain itu, tanaman kersen juga bisa menjadi filter udara yang baik," kata  Ketua Badan Konservasi Yayasan Pecinta Alam Acarina Indonesia (YPAAI) Tuban, Agus Hermanto. [dwi/col]