5 Kebiasaan yang Dapat Merusak Gigi Anak
Menjaga kesehatan gigi penting dilakukan siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Namun ternyata ada kebiasaan anak yang tanpa disadari apabila sering dilakukan justru dapat merusak gigi.
Menjaga kesehatan gigi penting dilakukan siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Namun ternyata ada kebiasaan anak yang tanpa disadari apabila sering dilakukan justru dapat merusak gigi.
Kebanyakan ibu baru pasti ingin sekali mengasuh anak dengan seutuhnya. Entah dalam kondisi apapun, Anda selalu ingin menghabiskan waktu dengan anak.
Balita Anda paling suka mencicipi apapun, termasuk aneka jenis minuman? Wajar saja, Moms, sebab ini bagian dari usianya yang kerap penasaran dengan berbagai hal dan suka mencoba hal baru.
Mereka yang memiliki kadar gula darah tinggi, atau bahkan sudah didiagnosa mengalami diabetes, kerap disarankan untuk tak mengonsumsi nasi putih. Pasalnya, nasi putih mengandung kadar indeks glikemik yang tinggi, dan berisiko menimbulkan lonjakan kadar gula darah.
Di usia balita, anak-anak biasanya sedang senang bereksplorasi banyak hal. Mulai dari memegang benda-benda, berlarian, sampai berteriak-teriak. Meskipun itu adalah hal yang wajar dilakukan oleh anak balita, kadang Anda mungkin bisa dibuat kesal jika semua hal itu dilakukan di tempat umum.
Sebagai orang tua, Anda tidak boleh menganggap sepele urusan kesehatan gigi dan mulut anak. Padahal, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, 93 persen anak-anak sering mengalami masalah gigi dan mulut, Moms.
Sebagian orang yang percaya, bahwa setelah berhubungan seks, Anda perlu segera buang air kecil. Namun sebagian lain sebaliknya, meyakini buang air kecil sebaiknya dilakukan sebelum. Lantas, mana yang benar?
Perubahan hormon selama kehamilan tampaknya tak hanya membuat suasana hati calon ibu saja yang berubah-ubah, calon ayah juga bisa mengalaminya. Ya, Moms, meski tidak mengandung, mood suami juga bisa mudah naik turun seperti Anda saat hamil.
Gadget bukanlah barang yang asing lagi bagi masyarakat dan mungkin bagi anak balita Anda. Pastikan penggunaannya jangan sampai berlebihan, atau membiarkan anak hingga mengaksesnya seharian.
Tak salah bila anak disebut sebagai buah hati kita dan suami. Ilmu penelitian pun telah membuktikan bahwa baik ayah dan ibu, masing-masing menurunkan 23 kromosom pada anaknya. Sama dan berimbang.