Menjelang mudik Lebaran tahun 2016, dilakukan pengurukan jalan raya jalur Ponco -Jatirogo. Selama ini, saat penghujan air seringkali mengenangi bahu jalan. Harapannya, usai dilakukan pengurukan hal itu tidak terjadi kembali.
Jalur khusus pendaftaran Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) juga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Tuban bisa melalui hafalan Alquran siswa. Sebelumnya, untuk siswa yang hafal Alquran minimal 3 juz bisa memilih SMP Negeri yang disuka tanpa tes.
Jalur Propinsi dari Arah Jatirogo menuju Bojonegoro Kilometer 40 dalam beberapa hari terakhir mengalami kemacetan cukup panjang. Hal itu terjadi menyusul dampak diperbaikinya sejumlah ruas di jalur tersebut. Kemacetan kendaraan terjadi dari dua arah, bahkan antrean kendaraan mengular hingga kurang lebih 1 kilometer.
<span class="Apple-converted-space"> </span>Petugas dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Tuban melakukan penanganan sementara, terkait keberadaan lubang di tengah Jalur Pantura, tepatnya di Jalan Teuku Umar, Kabupaten Tuban, Senin (22/2/2016). Sebelumnya, warga menancapkan sebatang pohon pisang di lubang jalan. Selain itu, juga menaruh tempat sampah di sisi lain, karena jalan di lokasi yang sama juga bergelombang. Terlihat polisi tengah menambal lubang di Jalur Pantura.
Jalur Pantura yang melintas di Kabupaten Tuban mulai banyak ditemukan kerusakan. Terutama berupa lubang jalan yang menyebar di beberapa ruas jalan Nasional ini.
Awal bulan Februari 2016, diawali dengan kabar duka dari jalur Pantura Tuban. Dua kasus kecelakaan, terjadi hanya dalam hitungan jam dan mengakibatkan dua orang meninggal dunia, Senin (1/2/2016).
Jalur Pantura di Kabupaten Tuban sempat ikut terendam air, setelah hujan deras mengguyur Bumi Wali mulai pukul 14.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB.
Jalur Pantura Tuban kembali memakan korban. Kali ini terjadi kecelakaan lalu lintas di Jalan Tuban-Babat kilometer 12 di Desa Minohorejo, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Sabtu (12/12/2015).
Jalan raya di jalaur Kecamatan Bangilan, menuju Kecamatan Senori sungguh memprihatinkan. Jalan raya tersebut menghubungkan antara kedua kecamatan, sehingga perlu segera disentuh pembangunannya. Sebab jalur sepanjang sekitar 10 km itu bergelombang dan aspal pecah-pecah. Hal tersebut sangat membahayakan bagi pengendara roda dua khususnya, tak pelak kecelakaan pun sering terjadi, banyak orang mengatakan jalur tersebut sebagai jalur neraka.
Penerangan jalan sangat dibutuhkan untuk setiap jalur, baik itu jalan pedesaan ataupun jalan kota. Karena dengan jalan yang terang maka akan meminimalisir terjadinya kecelakaan ataupun tindak kejahatan. Apalagi kalau melewati hutan yang sepi dan pemukiman warga yang jarang, membuat pengguna jalan was-was.
