Sukir (39) warga Dusun Luwuk, Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban akhir-akhir ini nampak sibuk membuat properti hiasan dinding atau miniatur bentuk lakon wayang dari bahan triplek dan steroform.
Seorang laki-laki kurus terlihat sibuk memasukkan beberapa barangnya kedalam kantong plastik berwarna hitam. Raut mukanya begitu serius dan tergesa-gesa. Ia mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna biru dan celana hitam dengan ikat pinggang bergasper perak yang berkilauan. Rambutnya terlihat rapi meskipun aku tahu, dia tidak sempat mengoleskan minyak rambut pagi itu. Aku juga tahu dia belum sempat menghabiskan sarapannya karena pasti dia bangun kesiangan. Lagi, selalu seperti itu.
Pada 89 tahun lalu, tepatnya 28 Oktober 1928, para pemuda dari seluruh tanah air merumuskan Sumpah Pemuda yang mampu mempersatukan perbedaan. Seiring perkembangan zaman, para pemuda memiliki tantangan yang berbeda.
Kurang tidur setelah lembur atau begadang mungkin sering Anda rasakan. Banyak orang yang menggunakan waktu tidurnya untuk menyelesaikan pekerjaan atau bersenang-senang. Kurang tidur ini selain menyebabkan lemas esok harinya, juga akan menyisakan tanda lelah pada wajah Anda.
Jika kita berkunjung ke wilayah Tuban, sudah pasti menemukan penjualan bahan bakar minyak (BBM) dengan gerai pom mini atau yang kerap disebut pertamini. Bahkan pendirian pertamini hampir berada di setiap kecamatan.
Sukses usaha di bidang ekonomi merupakan impian banyak orang. Sehingga tidak jarang ditemui orang yang yang ingin sukses harus memiliki tekat yang kuat dan tidak mudah putus asa.
Penjualan bahan bakar minyak (BBM) dengan model pom mini kian menjamur. Tidak ingin melewatkan kesempatan emas ini, pria lulusan Madrasah Aliyah asal Desa Medalem, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban menciptakan box dispenser yang digunakan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) mini tersebut.
Sekolah yang minim siswa masih banyak ditemui di Kabupaten Tuban. Kemarin, setelah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kembangbilo II menjadi sorotan, karena hanya memiliki satu siswa di kelas 1.