Reporter: Muhammad
blokTuban.com - Akdemisi yang sekaligus Penasihat Ahli Menteri Agama, Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si mengungkapkan bahwa di tengah tingginya tingkat religiusitas masyarakat Indonesia, sejumlah hasil survei menunjukkan masih ada pandangan yang membenarkan kekerasan atas nama agama.
"Sejumlah data survei nasional memperlihatkan adanya sebagian masyarakat yang masih memandang kekerasan sebagai bentuk pembelaan agama. Kondisi ini dinilai perlu mendapat perhatian serius dalam perumusan kebijakan kehidupan beragama," kata Prof Nur Syam dalam Lokakarya Kementerian Agama, kemarin.
Profesor di UIN Sunan Ampel Surabaya yang asal Kabupaten Tuban itu mencontohkan sejumlah pandangan yang masih ada, antara lain: kesediaan membela agama dengan perang, serta mendukung organisasi agama yang membela kelompok pro kekerasan. Temuan survei tersebut menunjukkan adanya kelompok masyarakat yang masih memandang kekerasan sebagai bagian dari pembelaan agama. “Ini kabar yang kurang menggembirakan bagi kita,” katanya.
Nur Syam juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kelompok usia muda yang mulai terpapar pandangan kekerasan ekstrem. “Yang agak mengkhawatirkan adalah bahwa generasi yang berada di usia 21 tahun, itu setara dengan anak-anak SMA/SMK, bahkan SMP, itu ternyata mereka sudah terpapar dengan virus kekerasan ini,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa kelompok ekstremis mengalami pergeseran pola dan strategi dakwah, sehingga tidak lagi tampil secara terbuka dengan narasi ekstrem. “Pola perubahan strateginya itu dari khilafah ke pendekatan syariah. Jadi gak ada lagi di perbincangan yang membicarakan mengenai khilafah,” katanya.
“Dari radikal ke humanis, dan konsep kearab-araban sudah diganti dengan keindonesiaan,” sambung Nur Syam.
Nur Syam menekankan pentingnya kewaspadaan bersama terhadap perubahan strategi tersebut. Diharapkannya, Kementerian Agama dapat melakukan deteksi dini terhadap bibit-bibit kekerasa dan intoleransi, serta penguatan Moderaai Beragama.
“Kita tidak boleh lengah karena sekarang mereka sudah beralih orientasinya kayak begitu, lalu kita tidak lagi aware,” pungkasnya. [mad]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published