SKK Migas Ingatkan KKKS untuk Eksekusi Program WPnB dengan Baik

Reporter : Dwi Rahayu 

blokTuban.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terus berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas nasional. 

Salah satu upaya ini adalah melalui Rapat Kerja Produksi, Metering, dan Pemeliharaan Fasilitas 2024 yang diadakan selama tiga hari pada 3-5 Juni 2024 di Surabaya.

Rapat kerja tahun 2024 mengusung tema “Strategic Action to Unlock Potential National Production Optimization by Implementing Technology and Digital Solution,” yang dihadiri oleh 815 peserta dari SKK Migas, KKKS, dan penyedia teknologi. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan SKK Migas untuk mencapai target 2024 yang penuh tantangan.

Industri Hulu Migas telah merumuskan visi besar untuk meningkatkan produksi minyak dan gas dalam rencana dan strategi (Renstra) Indonesia Oil & Gas (IOG) 4.0, yaitu mencapai produksi minyak 1 juta barrel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD). 

Rapat kerja ini juga merupakan langkah proaktif SKK Migas dan KKKS untuk mengatasi tantangan serta mengantisipasi potensi kendala di masa mendatang.

Deputi Eksploitasi Wahju Wibowo menyampaikan bahwa sejak peluncuran long term plan (LTP) pada awal 2020, industri hulu migas telah menjalankan program-program yang ada. 

Hal ini terlihat dari peningkatan kegiatan seperti pengeboran sumur pengembangan yang kini mendekati 1.000 sumur, serta investasi yang meningkat pesat melampaui pertumbuhan global di sektor ini.

Namun, Wahju mengakui adanya keterlambatan dalam pengeboran sumur pengembangan. Oleh karena itu, pada rapat kerja ini, ia mengingatkan KKKS untuk melaksanakan semua program yang telah disepakati dalam Work, Program & Budget (WPnB), karena anggaran sudah tersedia. Kunci keberhasilannya adalah eksekusi yang baik.

Wahju juga menekankan pentingnya optimasi oleh para engineer KKKS, terutama dalam kegiatan planned shutdown yang telah disepakati dalam WPnB. 

Ia menyarankan agar mencari peluang untuk mempercepat atau menunda planned shutdown jika keselamatan dapat dijaga, serta melaksanakannya bersamaan dengan pekerjaan lain.

Selain itu, Wahju mengingatkan pentingnya menjaga pelaksanaan proyek hulu migas agar tepat waktu dan biaya, serta menghindari masalah operasional di masa depan karena kualitas pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi.

Prof. Doddy Abdassah dari Institut Teknologi Bandung menyatakan bahwa kunci peningkatan produksi minyak adalah memanfaatkan semua sumur yang ada. Dari 38.252 sumur di Indonesia, hanya 19.980 sumur yang aktif, artinya sekitar 48% sumur tidak aktif (idle). Sumur idle ini perlu segera dikelola oleh pihak yang memiliki teknologi.

Doddy juga menyoroti masalah water cut tinggi di sumur yang mature, yang disebabkan oleh kebocoran. Dia menginformasikan bahwa ITB telah ditunjuk sebagai pusat keunggulan untuk optimasi produksi sumur-sumur mature.

Menurut Doddy, Indonesia masih memiliki harapan untuk meningkatkan produksi minyak, dengan produktivitas rata-rata sumur mencapai 30 BOPD, lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat yang sekitar 20 BOPD. Hal ini menunjukkan potensi yang bisa dicapai jika sumur idle diaktifkan dan produktivitas sumur ditingkatkan.

Pada acara tersebut, Direktur Pengembangan dan Produksi Pertamina Hulu Energi (PHE) Awang Lazuardi menyampaikan bahwa Pertamina terus berinovasi dan mengambil langkah-langkah berkelanjutan untuk mendukung peningkatan produksi migas serta simplifikasi proses bisnis, termasuk otoritas keputusan investasi finansial (FID) yang kini mencapai US$ 30 juta.

Awang menekankan pentingnya ketahanan energi sebagaimana ketahanan pangan. Dia mengharapkan dukungan dari semua stakeholders untuk mengatasi hambatan non-teknis seperti perizinan dan pembebasan lahan, agar upaya peningkatan produksi minyak dan gas dapat berhasil.

Pertamina juga terus melakukan inovasi untuk menjaga keandalan fasilitas, mengingat sekitar 42% aset PHE berusia di atas 30 tahun. Salah satu upaya adalah peningkatan biaya pemeliharaan fasilitas.