Oleh: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Malam Nuzulul Qur'an atau peristiwa turunnya Al-Qur'an diperingati pada tanggal 17 Ramadan, yang mana jatuh bertepatan tanggal 28 Maret 2024.
Nuzulul Qur'an yang diperingati oleh umat Islam dimaksudkan itu adalah sebagai peringatan turunnya ayat Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW yakni ayat 1-5 Surat Al-'Alaq.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."
Hal ini didasarkan pada pendapat yang menyatakan bahwa pada tanggal tersebut Rasulullah SAW pada umur 41 tahun mendapatkan wahyu pertama kali. Yaitu Surat Al-'Alaq ayat 1-5 ketika beliau berkontemplasi (berkhalwat) di gua Hira, Jabal Nur, kurang lebih 6 km dari Makkah.
Allah SWT berfirman,
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ. سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Artinya: "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadr 1-5)
Beberapa kegiatan yang jamak dilakukan umat muslim menyambut malam Nuzulul Qur'an biasanya diisi dengan majelis pengajian atau tabligh akbar. Selain itu secara pribadi di malam Nuzulul Qur'an dilakukan dengan tadarus, shalat malam, i'tikaf di masjid, dan lain-lain.
Dalam perjalanan waktu, terdapat sejumlah peristiwa penting yang terjadi pada 17 Ramadan selain malam Nuzulul Qur'an. Pada tanggal ini Perang Badar Kubro pecah antara umat Islam dan kafir Quraisy. Serta pada tanggal 17 Ramadhan menjadi momen duka atas wafatnya Siti Aisyah RA.
Perang Badar
Mengutip informasi dari buku 'Sirah Nabawiyyah' karya Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Nabi Muhammad SAW dan pasukan Islam mempersiapkan pasukan dan arena pertempuran pada malam Jumat, tanggal 17 Ramadhan 2 Hijriah.
Keesokan harinya, Pasukan Quraisy yang malam sebelumnya menetap di wilayah Al-Udwatul-Qushwa mulai turun memasuki lembah Badar. Kedua belah pasukan terlihat berhadap-hadapan dengan tekad yang kuat. Pasukan Islam dengan 300 orangnya, sementara Pasukan Quraisy diperkuat 1.000 balatentara.
Al-Aswad bin Abdul-Asad al-Makhzumy, seorang dari Pasukan Quraisy, maju dan bertekad untuk minum dari kolam air yang dikuasai umat Islam. Tanpa menunggu lama, Hamzah bin Abdul Muthalib menghadang dan membunuhnya.
Bara api yang telah tersulut menyala lebih terang lagi tatkala adu tanding kesatria antarpihak dimulai. Dari pihak Quraisy ada Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, dan Al-Walid bin Utbah. Rasulullah SAW mengutus Ubaidah bin al-Harits, Hamzah bin Abdul Muthalib, dan Ali bin Abi Thalib untuk meladeni tantangan tersebut.
Ketiga pasukan Quraisy tersebut tewas di tangan kesatria Muslim. Namun, Ubaidah bin al-Harits tertebas kakinya dan tak lama kemudian wafat di tempat bernama Ash-Shafra'. Perang campuh lalu dimulai dengan sengitnya.
Ringkasnya, pertempuran berakhir dengan kemenangan di pihak pasukan Islam. Korban yang jatuh di antara kaum Muhajirin dan Anshar adalah sejumlah 14 orang, sementara dari kaum Quraisy mencapai angka 70 orang. Ditambah lagi adanya 70 tahanan dari pihak Quraisy.
Wafatnya Aisyah RA
Aisyah radhiyallahu 'anhu adalah putri Abu Bakar ash-shiddiq. Aisyah ini mendapat gelar Ummul Mukminin yang artinya 'ibu dari orang-orang mukmin. Ia juga merupakan satu-satunya istri Nabi SAW yang dinikahi ketika masih gadis. Adapun yang lain, maka Nabi Muhammad SAW nikahi dalam keadaan janda.
Berdasarkan informasi dari situs resmi Dispersip Kabupaten Kampar, Aisyah adalah istri Nabi Muhammad yang ketiga setelah Khadijah dan Saudah binti Zam'ah. Ia merupakan pribadi yang haus ilmu, seorang periwayat hadits yang unggul, memiliki kecerdasan dan keluasan ilmu, hingga pribadi yang tegas dalam syariat Islam.
Siti Aisyah dikabarkan wafat pada malam Selasa, 17 Ramadhan tahun 58 Hijriah usai menunaikan sholat Witir. Adapun sebagian ulama lainnya menyebut bahwa sang Ummul Mukminin wafat pada tahun 57 Hijriah dalam usia 63 tahun.
Jasadnya disholatkan oleh banyak sahabat Anshar, termasuk Abu Hurairah dan Marwan bin Hakam yang kala itu menjabat Gubernur Madinah. Jenazahnya kemudian dikuburkan di kuburan Baqi' yang berlokasi di Madinah.
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS