Wisuda TK-SMA Tuai Pro Kontra, DPRD Tuban Usul Diseragamkan

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Acara wisuda bagi para pelajar di tingkat TK, SD, SMP, hingga SMA yang digelar secara mewah, baru-baru ini banyak menuai pro dan kontra dari masyarakat, terutama para orangtua siswa

Pasalnya, kegiatan wisuda yang digelar ala wisuda sarjana tersebut, dinilai memberatkan para orangtua, lantaran biaya yang ditanggung cukup besar. Terlebih, orangtua juga harus menyiapkan biaya pendidikan anak-anak mereka, di jenjang yang lebih tinggi. 

Beragam pro dan kontra yang dilontarkan oleh masyarakat di Kabupaten Tuban tersebut, turut mencuri perhatian Ketua Komisi 4 Bidang Pendidikan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tuban, Tri Astuti. 

Menurutnya, prosesi wisuda sendiri biasa diadakan sebagai tanda pengukuhan, atas selesainya studi bagi semua lulusan program studi dari berbagai jenjang pendidikan yang ada di perguruan tinggi. 

"Sebelum kita bicara setuju atau tidak setuju perlu kita pahami dulu apa itu wisuda, menurut saya wisuda adalah bentuk prosesi akhir dalam rangkaian kegiatan akademik di perguruan tinggi," ujarnya kepada blokTuban.com saat dikonfirmasi, Selasa (20/6/2023). 

Namun, trend merayakan kelulusan dengan wisuda yang semula hanya diperuntukkan bagi kelulusan sarjana, saat ini juga menjadi tren untuk merayakan kelulusan para pelajar mulai dari jenjang TK hingga SMA, sehingga dinilai memberatkan para orangtua. 

Artikel Lainnya:

- Angkat Potensi Daerah, Warga Tuban Ini Ciptakan Batik Khas Plumpang

- Perbesar Jalur Zonasi agar Tak Ada SDN di Tuban yang Dimerger

- KADIN Tuban Serahkan 17 Sertifikat Kelulusan Pelatihan Vokasi Versi Dasar (AdA-IB)

Kendati demikian, tak sedikit pula orangtua yang dengan senang hati, mengeluarkan biaya untuk acara tersebut. Seperti halnya menyewa pakaian, toga, maupun merias anaknya yang perempuan. 

Di mana, pakaian toga ini sendiri merupakan lambang pencapaian serta pengakuan, bahwa siswa tersebut telah lulus sesuai dengan jenjang pendidikannya. 

Melihat kondisi tersebut, Tri Astuti menyarankan agar kegiatan purna siswa dapat dikemas dengan cara lain. Seperti halnya, menampilkan pentas seni dan budaya, melakukan pameran hasil karya, ataupun hal positif lain yang dilakukan dengan cara sederhana. 

"Bisa juga dengan upacara penyerahan siswa kepada orang tua yang dilakukan tidak perlu bermewah mewah,"  katanya. 

Pasalnya, kendati tidak aturan spesifik yang mengatur wisuda sekolah jenjang TK hingga SMA, namun banyak orangtua yang merasa keberatan dengan diadakannya wisuda ala sarjana tersebut. 

Oleh karena itu, untuk keseragaman penyelenggaraan, maka ia menyarankan agar aturan tersebut  diatur dalam SE Bupati atalun SE Kepala Dinas Pendidikan.  

"Untuk keseragaman pelaksanaan bisa di atur dalam SE Bupati atau SE Kepala Dinas Pendidikan terkait himbauan pelaksanaan  purna siswa. Sehingga tidak ada Pro dan Kontra di masyarakat Tuban," tandasnya [Sav/Ali] 

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS