Kontributor : M. Hazim Al Ahzab*
blokTuban.com - Makam Mbah Randu terletak di Jl. Agus Salim, Kelurahan Kingking, Kecamatan/ Kabupaten Tuban memiliki cerita yang yang belum banyak diketahui publik. Makam tersebut saat ini diapit Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Tuban Kota dan rumah warga setempat.
Cerita yang dimaksud adalah sejarah penemuan makam dua tokoh agama Islam dari Negara Persia. Bermula dari adanya salah seseorang dari Kabupaten Lamongan, bernama Khoirul Anam yang ingin berziarah di makam kerabatnya yang dikuburkan di Makam Mbah Randu.
Anis kakak dari dari Khoirul Anam menceritakan bagaimana kisah adiknya menemukan kedua makam tokoh agama asli Negara Persia itu.
"Hari itu adik saya (Anam) ingin berziarah ke makam Bu Leknya," ujarnya saat diwawancarai blokTuban.com, Minggu, (28/05/2023).
Dalam perjalanan, setengahnya jalan ada sosok tak kasat mata seolah-seolah menggandengnya. Sosok tak kasat mata itu, mengajaknya pergi ke salah satu tempat, tempat yang ada di Makam Mbah Randu.
Waktu itu, terdapat informasi mengenai proyek pelebaran jalan sekaligus jembatan. Berhubungan makam Sayyid Hasan Khoiri Al-Persi (yang dulunya dekat jembatan) memungkinkan untuk dipindahkan, maka warga setempat sepakat untuk memindahkan jasad (yang sekarang bertempat di sebelah timur pohon beringin).
"Saat prosesi pembongkaran itulah, atas izin tuhan kain kafan juga jasadnya masih utuh," imbuh Anis.
Singkatnya seusai pemindahan, selang berpuluh tahun makam keduanya tidak terawat karena tidak adanya pekerja pembersih makam yang akhirnya makam keduanya terpendam sedalam 30 Sentimeter. Saat di tempat pemakaman, KHoirul Anam duduk sebagaimana seseorang yang sedang berziarah.
Setelahnya, ia mendapatkan sebuah petunjuk bahwa ada makam dua tokoh agama yang bernama Syekh Umar Husein (yang sekarang dinamai Sayyid Syarifuddin Al-Persi) dan Syekh Hasan Al-Khoiri (Sayyid Hasan Khoiri Al-Persi).
Selang beberapa hari kemudian Gus Anam mendapatkan izin dari RT selaku pemangku kewenangan dan kembali dengan membawa sekelompok santrinya dari Lamongan, kurang lebih berjumlah 8 orang untuk menggali dan merenovasi makam. Sesuai perintahnya, santri langsung menggali tanah rata yang letaknya 2 meter dari aliran sungai.
Setelahnya, disusul penggalian makam di sebelah timur pohon beringin. Saat penggalian, batu nisan itu baru terlihat setelah penggalian tanah sedalam 30 sentimeter. Lamanya batu nisan terpendam di alam bentala, 4 nisan sepanjang 1,5 meter berhasil diangkat setelah upaya penarikan yang cukup sulit.
Diantaranya, dua nisan penanda makam Sayyid Syarifuddin Al-Persi dan dua nisan penanda milik Sayyid Hasan Khoiri Al-Persi. Lokasi keduanya tidak berdempetan melainkan terpisah. Sayyid Hasan Khoiri Al-Persi sebelah timur pohon beringin, sementara Sayyid Syarifuddin Al-Persi tepat dibagian samping (selatan) dekat sungai.
Terdapat keunikan batu nisan sebagai pembeda yang ditemukan oleh Gus Anam dan santrinya. Syekh Hasan Al-Khoiri (sekarang dinamai Syekh Hasan Khoiri Al-Persi), dibaliknya ada ukiran berbahasakan arab berupa suatu nasihat.
Sedangkan untuk Syekh Umar Husein (Syekh Syarifuddin Al-Persi), dibaliknya ada ukiran semacam corak batik khas jaman dulu dengan nisan lebih berat daripada nisan Syekh Hasan Al Khoiri. Perbaikan ditindaklanjuti dengan konsep cungkup bernuansa kejawen.
"Waktu itu pembangunan ditaksir mendekati 20 jutaan rupiah, tapi Alhamdulillah ada warga yang membantu menyumbang krecak. Jadi total bersih pembangunan kedua makam menghabiskan biaya Rp15 juta," tutup Anis. [Haz/Ali]
* Penulis: Merupakan mahasiswa di Universitas Sunan Bonang Tuban yang melakukan magang di kantor redaksi blokTuban.com di Jalan Pramuka 2 No.19 Kelurahan Sidorejo, Tuban.
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS