Oleh: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Untuk menentukan pastinya bulan puasa Ramadhan kapan, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menunggu hasil hisab (perhitungan) dari rukyatul hilal pada nanti 29 Sya’ban atau 22 Maret 2023, atau petang nanti.
Seperti dikutip dari NU Online, data rilis Lembaga Falakiyah PBNU menunggu hasil tinggi hilal terkecil di Indonesia saat matahari terbenam, Rabu 29 Sya’ban atau bertepatan dengan 22 Maret berada di Kota Merauke, Provinsi Papua dengan tinggi 7 derajat 15 menit.
Sementara itu parameter hilal terbesar terjadi di Provinsi Aceh dengan tinggi 9 derajat 5 detik. Kemudian elongasi terkecil di Indonesia saat matahari terbenam yakni 8 derajat 32 menit di Kota Merauke, Provinsi Papua dan sampai dengan 10 derajat 8 menit di Provinsi Aceh.
Penentuan awal Ramadhan ini melibatkan menteri agama di 4 negara, Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS). Lembaga Falakiyah PBNU ini menunjukkan posisi hilal di seluruh Indonesia telah berada di atas ufuk, dan telah memenuhi kriteria imkanur rukyah yang disepakati keempat negara yaitu 3 derajat dengan elongasi 6,4 derajat.
"Artinya kemungkinan hilal terlihat sangat besar, karena ketinggiannya yang sudah cukup memenuhi kriteria," tulis rilis Lembaga Falakiyah PBNU.
Kemudian pemerintah melalui Kementerian Agama memastikan dengan pengamatan yang berhasil melihat hilal, kemudian ditetapkan melalui sidang isbat yang akan dilaksanakan pada Rabu (22/3/2023) sore nanti.
Jika hilal terlihat maka awal Ramadhan 1444 Hijriah akan jatuh pada Kamis (23/3/2023) artinya mulai Rabu malam umat Islam Indonesia sudah disunnahkan untuk melaksanakan shalat tarawih. Namun jika hilal tidak dapat terlihat, karena faktor tertentu maka Sya’ban diistikmalkan (digenapkan) menjadi 30 hari dan awal Ramadhan akan jatuh pada Jumat (24/3/2023).
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS