Cerita Sri Kayatin, Pengusaha Kerupuk dan Rengginang yang Berhasil Tembus Pasar Modern

Kontributor : Nur Qur'ani Mulia*

blokTuban.com - Seorang perempuan asal Desa Dawung, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, sukses membuka usaha bisnis kerupuk sejak tahun 2015. Pasalnya Industri Kecil Menengah (IKM) itu saat ini tidak hanya dipasarkan di Tuban saja, akan tetapi sudah masuk di pasar modern (Supermarket), dan sejumlah pusat oleh-oleh di sejumlah kota di Jawa Timur dan Jawa Barat.

Sri Kayatin (50 tahun) selaku pemilik IKM dengan brand D’KAYAteen tersebut menceritakan bahwa saat merintis usahanya, Srikayatin berawal dari mengikuti pelatihan yang ada di desa. Dengan berbekal ilmu yang diperoleh dalam pelatihan tersebut, kemudian mencoba untuk memulai usaha sendiri di rumah dengan modal awal Rp1,5 juta. Saat ini sudah berkembang jadi rumah produksi dengan tim yang mumpuni.

Bisnis D’KAYAteen dulunya belum sebesar sekarang. Awalnya ia hanya mampu memproduksi satu macam kerupuk tepung original saja, saat ini seiring berjalanya waktu dan berkat ketekunanya dengan bergabungnya pada komunitas, akhirnya D’KAYAteen mulai berinovasi dalam menciptakan varian rasa lain.

“Awalnya saya menjual satu macam kerupuk ikan saja, dan sekarang sudah beraneka macam kerupuk yang berbahan seafood seperti: cumi, udang, ikan, hingga rajungan. Kemudian saya kembangkan lagi, kebetulan  saya dari perdesaan ada pekarangan daun kelor itu saya buat inovasi jadi kerupuk dan rengginang daun kelor, dan ada juga rengginang bawang dan terasi,” Ujar perempuan 50 tahun tersebut saat diwawancarai, Kamis (13/3/2023).

Awal perjuangan perempuan yang akrab disebut bu Kayat cukup penuh tantangan. Mulai dari lingkungan yang kurang mendukung hingga sebagian orang memandang sebelah mata usahanya. Hal tersebut bukan menjadi kendala utama, akan tetapi tantangan terbesar justru dari dirinya sendiri yang sering merasa minder dan gengsi. 

“Dulu saya malu, dulu kan saya jualan kerupuk itu saya titipkan di warung-warung sekitar rumah, nah lingkungan dulu kurang mendukung dan sebagian ada yang melihat dengan sinis, jadi saya malu dan minder. Dan di situ mental saya di uji itu tantangan buat saya untuk melawan gengsi dan emosi biar terus bisa menekuni usaha saya, agar tetep berjalan dan bisa berkembang,” jelasnya.

Kendati demikian, bu Kayat mampu melewati tantangan dan justru saat ini semakin dikenal masyarakat luas dan dapat menginspirasi perempuan lainya, karena mendorong dan memfasilitasi para perempuan lainnya untuk menggeluti bisnis yang serupa.

”Sekarang saya sering keliling memberi motivasi kepada kelompok ibu-ibu untuk berbisnis kerupuk dan dapat merintis usaha seperti saya, dan sekarang saya juga sering diundang setiap kali ada pelatihan atau seminar di dinas dan organisasi di sini,” ujarnya.

Tidak hanya itu, usaha bisnis D’KAYAteen saat ini sudah memiliki ijin usaha yang legal dengan sertifikat Halal dari MUI serta memiliki beberapa prestasi seperti, juara 1 Adhikarya Pangan Nusantara “kategori pelopor ketahanan pangan” tingkat Kabupaten Tuban 2020, juara 2 kelompok wanita tani (KWT) padang terang “kategori pelaku usaha olahan tanaman pangan dan hortikultura” tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2022, serta juara 2 lomba produk unggulan TP. PKK Kabupaten Tuban tahun 2022.

Lebih lanjut, untuk harga jual kerupuk dan dan rengginang D’KAYAteen yaitu kerupuk matang Rp10 ribu untuk harga reseller dan Rp12 ribu sampai Rp13 ribu untuk harga konsumen dengan kemasan 150 gram. Sedangkan untuk rengginang Rp13 ribu untuk harga reseller dan Rp15 ribu sampai Rp16 ribu untuk harga konsumen dengan kemasan 200 gram. 

Diketahui omzet yang didapat bu Kayat pada saat covid-19 awalnya sempat naik drastis sekaligus sempat berhenti, dan untuk saat ini omzet sudah kembali normal.

“Kalo di tahun awal covid-19 itu malah naik, awalnya covid-19 pertama itu kan semua pembelanjaan beralih ke online, jadi saya sempet mengalami kenaikan, naik daunlah dan itu dapat omzet hampir Rp30 juta perbulan dari omzet biasa Rp8-10 juta perbulan jadi naik itu, tapi itu hanya bertahan beberapa bulan karena covid-19 gaada henti-hentinya akhirnya ekonomi melemah, daya beli konsumen berkurang, jadi sempet ambruk dan sempat gabisa jual hampir 3 bulan jadi saya sempat jualan masker. Dan akhirnya lama-lama sudah dibuka lagi ya boleh jualan lagi dan merintis lagi dan Alhamdulillah sekarang pendapatan sudah kembali,” tutupnya. 

Soal rasa, kerupuk dan rengginang D’KAYAteen jangan diragukan lagi, selain renyah dan gurih, kerupuk dan rengginang ini memiliki karakter rasa yang cukup khas, karena tidak meninggalkan rasa dan bau yang amis karena sudah diolah dengan bumbu dan perasa krupuk ala D’KAYAteen.

Berkat ketekunannya dalam menggeluti usaha kerupuk dan rengginang, ibu tiga anak tersebut saat ini mampu mempekerjakan tiga orang untuk produksi dan dua orang untuk pengiriman produk di luar. Adapun untuk pemesanan bisa memalui akun instagram (@d_kayateentuban). [Lia/Ali]

*: Penulis merupakan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang magang di kantor redaksi blokTuban.com di Jalan Pramuka II No.19 kelurahan Sidorejo, Tuban. 

 

Temukan konten menarik blokTuban.com lainnya di GOOGLE NEWS