Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Kerja keras yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban, terhadap kasus stunting yang dialami oleh anak-anak, rupanya membuahkan hasil yang cukup manis.
Pasalnya, diawal Tahun 2023 ini, Pemkab Tuban melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) menyebut jika angka stunting di Bumi Wali Tuban cenderung mengalami penurunan, dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika pada tahun sebelumnya, angka stunting di Kabupaten Tuban mencapai 23 persen di Jawa Timur dan di skala nasional 24 persen. Maka kini angka stunting di Tuban yaitu 21,5 persen secara nasional dan 19,2 persen untuk Jawa Timur.
“Kasus stunting di Kabupaten Tuban saat ini cenderung ada penurunan,” terang Kepala Dinkes P2KB Tuban, Bambang Priyo Utomo kepada blokTuban.com, saat dikonfirmasi Jumat (27/1/2023).
Penurunan angka ini sendiri disebabkan karena penanganan stunting yang dilakukan secara masif, seperti halnya melakukan penyuluhan dan juga pemberian makanan tambahan gizi.
Baca juga:
Kejar Target Stunting Indonesia Menjadi 14% di 2024
Di samping itu, guna menekan angka stunting di Kabupaten Tuban, maka Bambang sapaan akrabnya mengaku jika pihaknya melakukan penanganan prioritas pada 1000 hari pertama kehidupan.
Sebab, stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita atau bayi di bawah lima tahun, akibat kekurangan gizi kronis yang menyebabkan anak menjadi terlalu pendek pada usia yang seharusnya.
“Penanganan prioritas adalah pada 1000 hari pertama kehidupan (hpk),” katanya.
Lebih lanjut, selain penanganan 1000 hpk pada anak, faktor lain yang menjadi penyebab anak mengalami stunting ialah menikah pada usia yang terlalu dini, hingga ibu hamil yang kekurangan energi kronis.
Dengan demikian, mantan Kepala Pukesmas Tambakboyo ini berharap agar nantinya angka stunting di Kabupaten Tuban dapat terus ditekan, dengan target pencapaian di Tahun 2023 ialah 17 persen. [Sav/Ali]
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS