Menyusun Kurikulum MBKM harus Riang Gembira

Reporter : M.Nurkholis

blokTuban.com – Menyusun kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sangat penting dilakukan. Hanya, dalam menyusun kurikulum tidak harus tegang. Kurikulum disusun dengan rileks.

Hal itu disampaikan Dr.Muhammad Sulistiono, M.Pd dosen Universitas Islam Malang (Unisma) saat mengisi worshop penyusunan kurikulum MBKM di Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban. Selama sehari penuh Rabu (28/12/2022).

‘’Kurikulum harus dikerjakan dengan rileks dan tidak tegang agar hasilnya maksimal,’’ ujarnya. Kurikulum, dia mengibaratkan sebagai rumah besarnya prodi. Sehingga harus dibangun megah dengan interior yang indah.

‘’Pengalaman mendampingi prodi setahun belakangan ini seperti di Magetan, Sumenep, Sampang dan lainnya, kurikulum tidak bisa langsung jadi. Harus ada analisis kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh prodi. Jadi harus semangat,’’ tambahnya.

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) harus dilakukan oleh seluruh perguruan tinggi di Indonesia, baik perguruan tinggi maupun swasta. Namun, tidak mudah untuk menyusun kurikulum MBKM. Para dosen, kaprodi bahkan dekan harus belajar lagi dan butuh pendampingan dan diskusi yang intens.

Karena itu, kampus milik Nahdlatul Ulama (NU) ini menggelar workshop penyusunan kurikulum MBKM. Acara yang diikuti para dosen, kaprodi dan dekan ini serta pihak bidang terkait lainnya ini dibuka langsung Rektor IAINU Tuban H.Akhmad Zaini, S.Ag, M.Si.

Dia mengatakan, MBKM merupakan kebijakan baru dari Kementerian yang harus dijalankan. Regulasi atau aturan baru dibuat untuk tujuan baik, yakni untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi dan alumni-alumninya. Sebab, saat ini persaingan saat ini sangat keras dan global.

‘’IAINU sebagai perguruan tinggi swasta juga harus terus meningkatkan kualitasnya. Bisa bersaing dengan perguruan tinggi lain jika kualitas kita lebih baik. Kualitasnya baik, lulusannya berkualitas baik,’’ katanya.

Karena itu dia berpesan, yang sudah berjalan di IAINU selama yang ini sudah baik harus terus dipertahankan dan ditingkatkan. Sementaranya yang belum baik, terus diupayakan agar meningkat menjadi lebih baik.[lis/ono]