Bukan dari Tanah Liat Sembarangan, Begini Cara Pembuatan Ampo Khas Tuban

Reporter: Savira Wahda Sofyana

 

blokTuban.com – Bagi sebagian orang, tanah liat merupakan sesuatu yang  tidak dapat dimanfaatkan. Namun siapa sangka, di tangan Rasimah dan Sarpik, keberadaan tanah liat dapat dimanfaatkan sebagai makanan, yang dikenal dengan nama Ampo.

 

Menurut penuturan Sarpik, untuk membuat makanan yang menyerupai astor cokelat ini, tidaklah sulit. Pasalnya, cukup menggunakan satu bahan saja, yaitu tanah liat dann tidak dicampur dengan bahan lainnya.

 

Hanya saja, untuk membuat jajanan tradisional khas Kabupaten Tuban ini,  harus menggunakan tanah liat pilihan, yang tidak mengandung campuran kerikil di dalamnya. Biasanya, dalam membuat Ampo, Sarpik menyewa satu lahan sawah milik orang lain, untuk digunakan sebagai bahan dasar Ampo.

Baca juga: Jadi Makanan Legend Khas Tuban, Begini Cara Membuat Becek Mentok

“Ampo ini tidak ada campurannya, asli tanah liat 100 persen. Tanahnya juga ada tanah khusus sendiri buat Ampo, kita juga nggak punya sendiri jadi nyewa. Ciri-cirinya, tanahnya warnna hitam terus lengket dan bersih nggak ada batunya. Terus ambilnya juga di dalam,”  katanya kepada blokTuban.com, Sabtu (17/12/2022).

Dalam proses pembuatannya sendiri, perempuan asal Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban ini menjelaskan jika tanah liat pilihan yang sudah diambil tersebut di jadikan  satu dan dibentuk menjadi persegi besar, untuk di parut mennggunakan bambu.

 

Jika sudah berbentuk panjang menyerupai astor, maka terlebih dahulu Ampo dikeringka secara alami di bawah sinar matahari hingga mengeras. Penjemuran ini, dilakukan dengan tujuan agar  proses pengasapan atau pembakaran ampo tidak memakan waktu lama.

Baca juga: Rasimah, Generasi Ke-5 Keluarga Pelestari Jajanan Ampo Khas Tuban

“Bambu yang digunakan untuk mencetak Ampo ini harus tajam,  agar  mudah. Jadi harus diruncingkan terus menerus, ibaratnya  itu penngganti pisau,” jelasnya.

 

Setelah mengering, barulah Ampo masuk ke tahap selanjutnya, yaitu proses pengasapan. Dalam tahap ini, biasanya Sarpik membutuhkan waktu sekitar setengah jam. Namun, apabila tidak dijemur terlebih dahulu, proses pengasapan memakan waktu kurang lebih satu hingga satu jam setengah.

 

Lebih lanjut, jika seluruh Ampo sudah dibakar di atas tungku dengan sempurna, maka tahap terakhir adalah pengemasan. Biasanya, perempuan ramah ini mengemas Ampo-ampo miliknnya, dengan kemasan 1 kilogram.

Baca juga: 8 Makanan Khas Tuban yang Bikin Kamu Ngiler

“Kalau di Tuban dijualnya di Pasar Baru, satu kilonya dijual dengan harga Rp10 ribu,” tutupnya. [Sav/Dwi] 

 

 

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS