Reporter: Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Baru-baru ini, jagat maya sempat dihebohkan oleh pengakuan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Kementrian Agama Tuban, yang bernama Laidia Maryati. Pasalnya, ia mengataku jika uangnya terkuras hingga Rp10 juta di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, nasabah tersebut rupanya terkena kejahatan penipuan online atau penipuan social engineering. Dimana, korban menginformasikan data transaksi perbankan berupa PIN dan pasword yang bersifat rahasia, kepada pelaku melalui phone scam.
Phone scam ini sendiri, terjadi pada saat korban membuka sebuah tautan (link) dan menginstall aplikasi yang tidak resmi. Yang mana link tersebut, digunakan pelaku untuk mempetoleh data transaksi perbankan korban.
Atas kejadian memilukan yang dialami oleh nasabah tersebut, Branch Manager BRI Tuban, Ayub Burhan menghimbau kepada seluruh nasabah BRI untuk tetap berhati-hati. Agar kejadian pahit tersebut tidak terulang kembali.
“Yang paling baru ini, jangan sampai kita mengklik link yang mungkin dari Whatsaap, yang mengatas namakan siapapun. Seperti yang kemarin kejadian resi itu, jangan sampai diklik juga link nya,” paparnya kepada blokTuban.com, Minggu (4/12/2022).
Hal tersebut, disampaikan Ayub, sapaan akrabnya lantaran saat ini banyak sekali penipuan dengan menggunakan berbagai macam kedok. Oleh karena itu, melalui pesan ini ia berharap agar tidak ada lagi korban dari penipuan seperti itu.
Selain tidak diperbolehkan membuka tautan link secara sembarangan, pria ramah ini juga berpesan agar nasabahnya, lebih bijak dengan tidak memberikan data pribadi apapun kepada orang lain, termasuk pihak yang mengatas namakan BRI.
“Sekaran ini memang marak penipuan, jadi yang pertama jangan pernah kasih password, PIN ataupun username kepada siapapun,” sambungnya.
Untuk diketahui, social engineering merupakan tindak kejahatan yang memanipulasi psikologis korban, untuk membocorkan data pribadi dan data transaksi perbankan korban. Biasanya, media yang digunakan oleh pelaku untuk mendekati korban beraneka ragam. Mulai dari SMS, telepon, e-mail, hingga whatsaap. [Sav/Dwi]
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS