Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Pertamina menargetkan pengurangan Karbon Dioksida (CO2) hingga 81,4 juta ton pada tahun 2060. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang menargetkan pada tahun 2030 penurunan emisi sebesar 29% dengan kemitraan global, Sabtu (22/10/2022).
“Sebagai perusahaan energi, Pertamina memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi pilar pencapaian net zero emisi di Tanah Air, dengan prinsip keterjangkauan dan kewajaran,” ujar Atep Salyadi Dariah Saputra saat dialog bertajuk Commitment on Net Zero Emission, bagian dari rangkaian acara Road to G20: SOE International Conference: ”Driving Sustainable & Inclusive Growth”, yang di selenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua - Bali.
Dikutip dari situs resmi Pertamina, Atep menambahkan untuk mencapai target tersebut perusahaan plat merah memiliki dua pilar utama yaitu dekarbonisasi kegiatan usaha dan pengembangan bisnis hijau baru.
Tak hanya itu, Pertamina juga memiliki tiga enabler yang akan mendukung rencana Pertamina dalam mendorong Net-Zero Emission, pertama ialah mengembangkan standar penghitungan karbon yang telah disetujui oleh peraturan nasional dan internasional, serta penerapan Harga Karbon Internal Pertamina.
Baca juga :
- Naik 2,44 Persen, Minyak Curah Tuban Jadi Rp14.000 per Kg
- Harga Beli Emas Antam Hari ini Jumat 21 Oktober 2022 di Level Rp936.000
- Rengginang Kelor Tuban Juara 2 Lomba TPH Jatim
Kedua, membangun organisasi keberlanjutan yang akan mengawasi bisnis Pertamina berada di jalur yang benar untuk tujuan Net Zero Roadmap-nya. Ketiga, keterlibatan pemangku kepentingan untuk sepenuhnya mendukung target dan komitmen NZE nasional.
“Dekarbonisasi bisnis dilakukan melalui efisiensi energi, peningkatan kapasitas pembangkit listrik ramah lingkungan, pengurangan loss, elektrifikasi armada dan peralatan statik, penangkapan dan penyimpanan karbon (penggunaan sendiri), menggunakan armada dengan bahan bakar rendah atau nol karbon,” katanya.
Sejalan dengan transisi energi, lanjut Salyadi, Pertamina juga berkomitmen untuk mengembangkan infrastruktur Energi Baru dan Terbarukan (EBT), yang diharapkan dapat menghasilkan pendapatan sebesar USD 30-40 Miliar pada tahun 2060.
“Pertamina juga berpartisipasi aktif dalam B20. Peran task force energi, keberlanjutan, dan iklim dalam B20 adalah untuk berbagi pandangan dunia usaha untuk mendukung agenda transisi energi melalui rekomendasi kebijakan kepada para pemimpin G20," tutupnya. [Ali]
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS