Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Jawa Timur berencana mengekspor sektor holtikultura berupa manggis dan kakao ke Australia. Peluang tersebut masih dijajaki, antara Pemprov Jatim dengan IA-CEPA ECP Katalis yang berasal dari Australia.
IA-CEPA ECP Katalis (Katalis) merupakan program pengembangan perdagangan dan investasi unik yang didukung pemerintah untuk membuka potensi besar kemitraan ekonomi antara Indonesia dan Australia. Didirikan di bawah Program Kerjasama Ekonomi dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Australia (IA-CEPA ECP).
Saat ini, Jatim sendiri sedang mempelajari persyaratan, aturan maupun akses pasarnya. Katalis sendiri memiliki tujuan untuk memfasilitasi perdagangan dan investasi yang memberikan keuntungan bagi kedua negara serta mampu mengubah strategi bussiness-first menjadi aksi.
Baca juga :
- Lewat Lulu Group International, Mendag Optimis Produk UKM Indonesia Mampu Go Internasional
- Maksimalkan Implementasi Persetujuan IA-CEPA , Ini Tujuannya
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak saat menghadiri Katalis Roadshow A Conversation With Katalis di four points by Sheraton, Rabu (10/8) dikutip dari Kominfo Jatim, optimis dari kelima tropical fruit dimulai dari manggis dan kakao. Keduanya membuka peluang studi agar Jatim bisa mendongkrak ekspor.
"Manggis dan Kakao sangat berpotensi dan secara teknis masih dalam proses pengkajian studi. "Setelah dari hasil pengkajian, nantinya para pakar akan memberi rekomendasi sehingga masyarakat mengetahui mengapa sementara ini manggis belum bisa masuk Australia," ujar Emil.
Emil mengaku, peluang kerjasama di sektor holtikultura sangat terbuka. Selain Sumber Daya Alam yang cukup, Katalis mau membuka diri terhadap Jatim untuk melangsungkan studi secara khusus terkait komoditi manggis melalui forum semacam ini.
"Jadi, nanti akan kita identifikasi dan matangkan untuk sentra-sentranya agar manggis bisa menjadi buah tropis yang bisa kita ekspor ke Australia," tuturnya.
Rencana kerjasama di sektor holtikultura, yakni buah manggis harus dilakukan secara step by step. Tujuannya, membuka komoditi lain apabila berpotensi dilakukan ekspor ke Australia.
"Apabila studi manggis sudah bisa, maka untuk komoditi yang lain misalnya buah naga tidak sekompleks di awal. Sebab di awal ini kami babat alas. Walaupun beda komoditas tapi beberapa metodologi bisa diulang dan itu lebih mudah," jelasnya.
Sebagaimana tercantum dalam Rencana Kerja 2022 dan sebagai lanjutan dari strategi 2021, keterlibatan di tingkat sub-nasional diharapkan dapat membawa program ini melampaui batas hingga ke daerah melalui jaringan Konsulat Jendral Australia, Pemerintah Daerah serta mitra industri yang relevan di tingkat sub-nasional. [Ali]
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS