Tantangan Guru di Era Kurikulum Merdeka Belajar

Oleh : Abdullah Fatich

blokTuban.com - Merdeka belajar merupakan suatu program kebijakan baru yang diputuskan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim. beliau mengatakan bahwa program merdeka belajar menjadi suatu terobosan untuk memajukan dan membawa perubahan nyata dunia pendidikan Indonesia. Tentunya ini sangat penting bagi dunia pendidikan di Indonesia, mengingat negara-negara lain sudah melangkah lebih jauh menuju pendidikan yang ideal.

Pertanyaannya adalah mengapa merdeka belajar? Merdeka belajar sendiri adalah sistem Among yang  menitikberatkan pada potensi dan bakat peserta didik karena mereka memiliki potensinya masing-masing. Manusia adalah makhluk yang memiliki daya cipta karya dan karsa guru. Keduanya kunci berkembangnya peserta didik untuk bisa berkembang dan menemukan pengalamannya sendiri. 

Berita terkait: Kurikulum merdeka Akan Diterapkan Tahun Ajaran 2022/2023 Secara Nasional

 

Seperti dikatakan Ki Hajar Dewantara kemerdekaan belajar akhirnya dikenakan terhadap caranya anak-anak berpikir yaitu jangan selalu dipelopori atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain. Tetapi biasakanlah anak-anak mencari sendiri segala pengetahuan dengan menggunakan pikirannya sendiri. Merdeka belajar mempunyai konsep yaitu orang yang mengatur sendiri tujuan cara dan penilaian belajarnya, kita biasa menyebutnya dengan self directed learning. 

Merdeka belajar memiliki beberapa konsep sebagai berikut: Pertama beragam waktu dan tempat yaitu proses belajar bukan hanya di ruang kelas, namun dapat diciptakan proses pembelajaran yang tak terbatas oleh ruang dan waktu. Kedua free choice yaitu dipilih peserta didik sesuai perangkat, program/teknik belajar sesuai peserta didik, mempraktikkan cara belajar yang paling nyaman sehingga kemampuannya terus terasah. 

Berita terkait: Ajang Santri Belajar Leadership, KMI ASSALAM Helat Haflah Akhirussanah Akbar 2022

Ketiga personelized learning yaitu menyesuaikan pelajar dalam memahami materi, memecahkan jawaban sesuai dengan kemampuannya. Keempat berbasis proyek yaitu peserta didik diajak menerapkan keterampilan yang sudah dipelajari dalam berbagai situasi. Jadi pengalamannya akan terasa untuk nantinya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya. 

Kelima pengalaman lapangan  yaitu link and match di dunia pekerjaan sangatlah penting. Saat ini banyak sekali materi yang diajarkan di bangku sekolah dan perkuliahan yang tidak sesuai dengan dunia kerja. Keenam interpretasi data yaitu setiap peserta didik akan lebih banyak mengetahui mengenai komputer dan analisis data. 

 

Mengingat di era Revolusi industri 4.0 sangat banyak bersinggungan dengan data. Peran big data sangat sentral dalam memecahkan masalah yang ada. Data tersebut bisa digunakan sesuai kebutuhan dan menganalisis sejumlah masalah jadi solusi akhir.

Selain itu merdeka belajar juga mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut: pertama learning is open (belajar adalah terbuka), kedua learning is social (belajar adalah sosial), ketiga learning is personal (belajar adalah personal), keempat learning is augmented (belajar adalah terbantukan), kelima learning is mobile (belajar adalah bergerak) dan keenam learning is multirepresented (belajar adalah multirepresentasi/ multiperspektif)

Berita terkait: Kemdikbudristek Umumkan Satuan Pendidikan dapat Mengisi Refleksi Kesiapan Implementasi Kurikulum merdeka

 

Proses perkembangan kurikulum Merdeka belajar membawa perubahan pada paradigma pendidikan diantaranya: pertama pendidik meminimalkan peran sebagai learning material provider. Kedua pendidik berperan sebagai fasilitator, tutor, penginspirasi dan pembelajar sejati yang memotivasi peserta didik untuk Merdeka belajar. Ketiga pendidik menjadi menginspirasi bagi tumbuhnya kreativitas peserta didik. 

Tantangan guru di era merdeka belajar menurut junetty ini atau guru tidak cukup hanya sebagai fasilitator. Mereka lebih jauh harus menjadi activator dan inovator. Guru tidak hanya memiliki kompetensi dasar minimal, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. namun harus juga memiliki kompetensi lain yaitu  communication (Komunikasi), critical skills (berpikir kritis), creativity (kreativitas), collaboration (kerjasama). 

Kecakapan pendidik juga diperlukan oleh guru sebagai pendidik. Oleh sebab itu setiap pendidik harus memiliki kecakapan dalam soft skill dan hard skill seperti public speaking, ice breaking, story telling, parenting, pengelolaan kelas kreatif dan cerdas menggunakan teknologi.

 

Penulis adalah mahasiswa aktif di  IAIN KUDUS

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS.