Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban menjadi salah satu wilayah yang terdampak banjir pesisir (rob) pekan ini. Rumah warga yang ketinggiannya setara dengan bibir pantai, langsung tergenang air laut, Senin (23/5/2022).
Menurut warga setempat, meskipun Desa Sugihwaras berada tepat di tepi pantai tapi selama ini jarang terdampak banjir rob. Selama 20 tahun lamanya warga hidup tenang, dan baru tahu 2022 ini muncul kepanikan.
Air laut pasang kemudian menggenangi rumah warga sekitar pukul 10.00 Wib hingga sore hari. Warga langsung bergegas mengemasi barangnya seperti kasur, benda berharga, barang elektronik, hingga hewan peliharaan.
Banjir yang sudah terjadi sejak pekan lalu itu, membuat warga mulai bersiap mengungsi ke rumah saudara maupun tetangganya yang lebih aman. Beberapa hewan ternak seperti ayam dan kucing sudah ditata untuk segera dipindahkan.
Salah satu warga yang berniat mengungsi adalah Joko (43). Ia bersama istrinya langsung sudah mengemasi barangnya, setelah rumah yang biasanya ia tinggali tergenang banjir.
"Hidup 20 tahun di sini aman-aman saja. Baru kali ini was-was," ucapnya.
Kendati demikian, nanti malam ia akan kembali untuk menunggui rumahnya karena khawatir roboh. Sedangkan istri dan harta bendanya diamankan di lokasi yang lebih aman.
Selain Joko, perasaan was-was juga dirasakan Umarlin (52) warga RT 2 RW 7 Desa Sugihwaras. Ia kaget melihat air menggenangi rumahnya sudah setinggi lebih dari 60 Cm, setelah pulang dari masjid.
"Benda elektronik sudah aman. Yang terendam air laut mesin pompa air karena susah dicopot tadi," cerita pria berjenggot itu.
Tak hanya rumahnya, Umarlin mengaku listrik di rumah tetangganya langsung dipadamkan sendiri. Tujuannya untuk antisipasi ada yang kesetrum, karena ketinggian air yang belum juga nampak ada tanda surutnya.
Data yang dihimpun di lapangan, salah satu warga ada yang tinggal di Sugihwaras sejak tahun 1993. Dalam kurun waktu tersebut, tidak pernah ada banjir seburuk tahun ini.
Sementara itu, Kepala BMKG Tuban, Zem Irianto Padama menjelaskan, fase bulan purnama yang bersamaan dengan Perigee (Jarak terdekat bulan ke bumi) berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum yang lebih signifikan.
Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir (rob) berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir indonesia pada tanggal 14- 20 Mei 2022 termasuk wilayah pesisir Jawa Timur.
Ketinggian pasang air laut maksimum ini dapat menyebabkan banjir rob di pesisir. Salah satunya terjadi di pesisir Pantai Utara Tuban pada tanggal 20-23 Mei 2022.
Jika dilihat dari beberapa faktor Zem menyimpukan data gelombang pasang surut tertingi di Kabupaten Tuban terjadi pada tanggal 16 - 18 Mei 2022. Nilai pasang surut di Perairan Utara Kabupaten Tuban sebesar 140 cm. Ini merupakan gelombang pasang tertingi selama satu bulan di Perairan Utara Kabupaten Tuban.
Selain itu, pada bulan Mei nilai maksimum pasang sebesar 140 cm dan nilai minimum pasang yaitu 130 cm, sementara pada bulan lain nilai maksimum sebesar 140 cm dan nilai minimumnya 110 cm. Artinya perbedaan ketinggian pasang maksimum dan minimum hanya samapi 20 cm saja, hal ini menunjukkan bahwa pasang pada bulan Mei memang lebih tinggi dari pada bulan sebelumnya.
Proses terbentuknya gelombang laut berasal dari angin. Prakiraan model angin yang dikeluarkan oleh BMKG menunjukkan bahwa kecepatan angin di Perairan Utara Tuban sebesar 5 - 20 knot. Nilai ini lebih tinggi dari kondisi normalnya, sehingga prakiraan model gelombang laut yang berkorelasi erat dengan data angin menunjukkan bahwa terjadi kenaikan tinggi gelombang sebesar 0.50 - 1.75 meter di Perairan Utara Tuban - Lamongan tanggal 22 - 25 Mei 2022.
"Ini bisa jadi faktor tambah dari kejadian banjir rob di beberapa Perairan Utara Tuban," sambung Zem.
BMKG memprediksi kondisi pasang air laut setinggi 130 dapat tejadi dari tanggal 24 - 29 Mei 2022. Sementara itu, gelombang tinggi dengan nilai 1.25 - 1.75 m diprakirakan terjadi pada tanggal 23 - 25 Mei 2022.
"Untuk itu, kami menghimbau kepada masyarakat yang memiliki aktifitas di pantai untuk berhati -hati dan mengutamakan keselamatan diri anda. Jika memungkinkan untuk menunda segala aktifitas di sekitar pesisir pantai, sebab pada tanggal 23 - 25 Mei 2022 diprediksi terjadi 2 kejadian secara bersamaan yaitu pasang maksimum dan gelombang tinggi," tandasnya. [Ali]