Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com - Dampak Covid-19 memang banyak dirasakan oleh berbagai aspek termasuk para pengusaha makanan. Pasalnya, aktivitas jual beli dirasa kurang karena banyak masyarakat yang menjadi paranoid untuk membeli makanan di luar.
Meskipun saat ini kasus Covid-19 sudah melandai dan perekonomian sudah mulai bangkit, tetapi masih banyak pedagang yang mengeluh pendapatannya belum stabil seperti sedia kala.
Salah satu pedagang di Kabupaten Tuban yang mengalami penurunan omzet di bulan Ramadan karena adanya Covid-19 ialah Moendez, pria yang berasal dari Kecamatan Merakurak.
"Penjualan di bulan Ramadan kalau selama Pandemi seperti ini menurun," ungkapnya saat dikonfirmasi blokTuban.com, Selasa (5/4/2022).
Penurunan tersebut dirasa cukup signifikan, biasanya Moendez mengaku bisa menghabiskan sekitar enam hingga tujuh kilogram adonan tepung beras setiap harinya. Sedangkan saat Pandemi, ia hanya mampu menghabiskan kurang lebih tiga kilogram adonan.
Pria yang sudah berjualan serabi solo kurang lebih 12 tahun itu, menjual dagangannya dengan puluhan macam toping yang menggugah selera dengan membaginya menjadi beberapa jenis varian yaitu serabi biasa, serabi spesial, serabi istimewa dan juga serabi durian.
Harga yang ditawarkannya pun tidak membuat kantong jebol, sebab hanya membandrol kue-kue serabi nya dengan harga kisaran Rp12 ribu hingga Rp25 ribu saja per lima biji.
Adapun berbagai varian toping yang ditawarkan ialah keju, cokelat, pisang, kismis, oreo, nangka cokelat, pisang keju, cokelat keju, kismis keju, spesial campur, kacang cokelat keju, kismis cokelat keju, oreo cokelat keju, original durian, cokelat durian, keju durian, cokelat keju durian dan masih banyak lagi varian menarik lainnya.
"Jualan serabi solo udah lumayan lama lima tahun di Surabaya, terus tujuh tahunnya di Tuban. Kalau bulan puasa bukanya mulai jam 16.00 wib sampai jam 18.00 wib, tapi kalau hari biasa mulai jam tiga sore sampai malam jam sembilan," terangnya.
Serabi solo yang diberi nama Serabi Solo Cak Moendez ini, sekarang bertempat di Dusun Pangklangan, Desa Mandirejo, Kecamatan Merakurak. Hingga saat ini Moendez mengaku jika kesulitan yang sering dialaminya ialah dari segi penjualan dan juga pembuatan. Pasalnya butuh waktu lama untuk membuat adonan dari serabi Solo ini sendiri.
"Kalau sering gagal enggak, cuma harus telaten soalnya proses adonannya lama 24 jam-an, tapi kalau manggangnya cuma sekitar 3 sampai 5 menitan," tutupnya. [Sav/Ali]