Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Penyandang difabel di Kabupaten Tuban kini memiliki tempat usaha, namanya cafe inklusi. Cafe di Pasar Sore Tuban Jl. Yos Sudarso itu menyajikan menu makanan dan minuman yang bervariatif, tentunya dengan harga yang sangat terjangkau, Minggu (20/3/2022).
Lokasi cafe tersebut terbilang cukup setrategis, karena berada di kawasan yang sering didatangi peziarah saat membeli oleh-oleh. Menu kuliner yang dibuat langsung difabel itu, tak kalah dengan yang disajikan cafe pada umumnya.
Seperti Espresso, americano, cappucino, vanilla late, caramel late, blueberry late, manggo late, strawberry soda, blueberry soda, mix soda, dan masih banyak lagi minuman yang dapat dipilih pengunjung.
Beberapa menu makanan ringan juga tak kalah menarik yaitu,jamur crispy, roti bakar, tahu crispy, kentang goreng, pisang keju, pastel bakar, tahu walik, dan juga sosis bakar. Harga yang dipatok difabel sangat murah, mulai dari Rp7 ribu hingga Rp12 ribu saja.
“Ini saya yakin akan prospek apabila kita kelola seoptimal mungkin, sehingga muncul lah ide tersebut dan perlahan-lahan kami wujudkan,” ucap Agus Wijaya, kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Tuban dalam keterangannya.
Sebagai langkah konkrit pemerintah kabupaten (Pemkab) Tuban untuk menyetarakan atau menyamaratakan hak para penyandang disabilitas, Cafe Inklusi didirikan sebagai wadah berkarya, berkreasi, dan berinovasi bagi penyandang disabilitas.
Cafe tersebut akan menjadi bukti bahwa kelompok disabilitas juga mampu berwirausaha dan berkarya. Sepenuhnya dikelola oleh para penyandang disabalitias yang ada diseluruh wilayah Kabupaten Tuban.
Terwujudnya Cafe Inklusi ini, lanjut Agus tidak hanya wujud komitmennya sebagai OPD yang berkewajiban untuk menciptakan atau mencetak wirausaha baru. Selain itu, mengacu pada Perda No 20/2021 untuk mengakses hak dan kewajiban para penyandang disabilitas agar bisa berproduksi dan mendapatkan peluang pekerjaan secara optimal sebagaiamana layaknya manusia biasa.
“Di bidang UKM nanti akan terus mendampingi sampai dengan pendampingan di tahun 2022 berakhir. Kami berharap, proses pendampingan ini bisa produktif dan optimal, dalam arti ada keterlibatan dari teman-teman disabilitas secara sukarela dalam bergabung,” katanya.
Dukungan tersebut diharapakan Agus dapat membangkitkan rasa percaya diri para difabel, sehingga menjadi modal mereka bisa merasa setara dengan yang lain karena dapat berproduksi dan mandiri. Saat ini, catatan Pemkab kurang lebih ada 700 difabel yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Tuban.
”Kami berharap atas kerjasama kolaborasi semua pihak cafe inklusi ini bisa berkembang sesuai dengan harapan kita menjadi wadah dan media bagi teman-teman difabel untuk berproses menjadi wirausaha mandiri,” tutupnya. [Sav/Ali]