Perbaikan Permanen Tanggul Jebol di Kerek Mulai Akhir April

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Perbaikan permanen tanggul yang jebol di Desa Temayang, Kecamatan Kerek bakal dimulai akhir bulan April sampai awal Mei 2022. Hal tersebut dikatakan Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky saat meninjau lokasi pasca banjir bandang, Minggu (13/3) siang. 

Didampingi Sekda Budi Wiyana, OPD terkait, Forkopimka, dan Pemdes setempat, Bupati Halindra menyisir rumah warga terdampak banjir dan mendengar cerita para korban yang sebagian besar masih melakukan pembersihan pasca banjir. Untuk warga yang mengalami kerusakan rumah, Pemkab melalui Pemdes dan OPD terkait memberikan bantuan semen, hingga sak untuk pembangunan tanggul darurat. Bantuan sembako juga diberikan ke warga terdampak di semua titik kunjungan.

Penyebab pasti banjir di Kecamatan Kerek yang menelan satu korban jiwa tersebut akibat tanggul di Desa Temayang jebol 30 meter. Tanggul jebol itu juga mengirim limpasan air nya ke Kecamatan Montong dan Tambakboyo. 

"Perbaikan akan dilakukan segera di akhir April hingga awal Mei. Saat ini perbaikan masih bersifat darurat, untuk itu kita akan bangun permanen di akhir April atau paling lambat awal Mei ini," ungkapnya. 

Mantan Anggota DPRD Jatim itu melanjutkan, selain tanggul yang jebol, terjadinya sedimentasi dan gundulnya hutan di daerah dataran tinggi Kerek ikut andil besar dalam musibah banjir bandang. Ia mengingatkan warga akan pentingnya menjaga hutan. 

"Inti masalahnya masih sama, hutan di daerah atas ini gundul. Makanya saya tak pernah bosan berpesan kepada masyarakat untuk ikut menjaga hutan dan merawat pohon yang telah kami ditanam untuk penghijauan," serunya.

Usai meninjau di Kecamatan Kerek, Bupati Halindra melanjutkan peninjauan ke Kecamatan Montong tepatnya di Desa Sumurgung. Lokasi tersebut ebelumnya juga terkena banjir dan sempat surut, banjir kembali menggenangi desa tersebut. Banjir tersebut merupakan kiriman dari dataran tinggi di Desa Maindu Kecamatan Montong.

Di dataran tinggi Maindu, Bupati juga mendapati hal yang sama, yaitu tidak adanya daerah resapan air, sehingga air hujan langsung turun ke daerah yang lebih rendah. Debit air hujan yang tinggi, mengakibatkan sungai di desa setempat tidak bisa menampung air sehingga meluber ke kawasan pemukiman. Normalisasi sungai dan saluran air hingga kembali melakukan menanaman pohon akan dilakukan dalam waktu dekat. 

Sebelumnya, normalisasi juga telah dilakukan di Dam Desa Talangkembar. Forkopimka Montong bersama OPD terkait membuat sodetan air untuk mengurangi debit air dan memecah aliran sungai. [Ali]