Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Dua bulan terakhir, Kabupaten Tuban terus dilanda bencana banjir. Banjir bandang terakhir terjadi di Kecamatan Kerek pekan lalu. Ada satu warga yang meninggal, dan delapan desa terendam banjir kiriman dari pegunungan kapur.
Rumah rusak dan tanggul jebol akibat banjir, telah ditinjau langsung Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky. Pada kesempatan itu, Bupati kembali mengingatkan warga akan pentingnya menjaga hutan.
"Inti masalahnya masih sama, hutan didaerah atas ini gundul. Makanya saya tak pernah bosan berpesan kepada masyarakat untuk ikut menjaga hutan dan merawat pohon yang telah kami ditanam untuk penghijauan," seru Halindra, Senin (14/3/2022).
Sebagaimana diketahui, meskipun telah dilakukan penghijauan di tahun 2021 oleh Pemkab dan Perhutani, kondisi tanaman banyak yang rusak dan hilang. Dalam waktu dekat, rencannaya penanaman akan dilakukan kembali.
"Pohon-pohon itu nanti yang akan menjaga kita dari bencana banjir, menyediakan air bersih dan udara yang sejuk. Kita sudah koordinasi dengan Perhutani, dan kita dalam waktu dekat akan kembali lakukan penanaman," imbuh Bupati muda itu.
Selain itu, antisipasi banjir juga melalui normalisasi di beberapa titik, serta penataan ruang pemukiman yang tidak sesuai aturan, seperti pemukiman di daerah aliran air. Faktor cuaca buruk dengan intensitas hujan tinggi masih akan berlangsung hingga April juga memberi sumbangsih debit air hujan di Tuban.
"Untuk itu kita akan melakukan normalisasi sungai di beberapa titik juga penataan rumah yang ada di daerah aliran sungai," tegasnya.
Sesuai data dari Perhutani KPH Tuban, saat ini di Kabupaten Tuban terdapat sedikitnya 1.400 hektare lahan kritis. Lahan ini sudah lama gundul dan tanpa penghijauan. Jika tidak segera ditangani bisa menimpulkan dampak buruk bagi lingkungan dan warga.
“Lahan seluas 1.200 hektar akan kita tanami kembali dengan 2,7 juta pohon berbagai jenis,” ungkap ADM Perhutani KPH Tuban Miswanto secara terpisah. [Ali]