Reporter : Dina Zahrotul Aisyi
blokTuban.com - Musik dangdut merupakan salah satu genre yang sangat populer di Indonesia. Meskipun pada jaman dahulu genre tersebut identik dengan genre musik orangtua, beberapa tahun ke belakang musik dangdut yang kembali bangkit dan populer mulai digemari oleh berbagai kalangan termasuk anak-anak muda.
Untuk mendapatkan popularitas di dunia entertain, salah satu caranya adalah dengan mengikuti trend pasar. Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu musisi dangdut lokal Tuban, Christian SY. Christian sebagai musisi dangdut juga masih kerap kali mendengar bahwa musik dangdut diidentikan sebagai musik untuk orang-orang tua, padahal menurutnya tidak demikian.
“Kadang ada yang bilang, anak muda kok lagunya dangdut, tapi menurutku nggak gitu. Dengan musik dangdut berbahasa jawa itu berarti kita juga mengangkat bahasa kita sendiri juga. Saya malah seneng banget kalau dangdut ini bisa didengarkan sampai luar negeri juga,” jelasnya pada reporter blokTuban.com, Selasa (8/3/2022).
Ia mengatakan, lagu-lagu dangdut karyanya juga menggunakan bahasa jawa sehari-hari, agar bisa mudah dipahami oleh semua orang. Pria kelahiran NTT tersebut melanjutkan, ketika mendengar komentar buruk terkait musik dangdut tidak dihiraukannya sehingga bisa terus berkarya.
“Saya kalau dengar begitu sebenarnya lebih ke bodo amat, kalau mau mendengarkan monggo nggak juga tidak apa-apa, karena musik itu juga soal selera,” ujarnya.
Sebagai musisi dangdut laki-laki, ternyata menurut Chris juga menjadi tantangan tersendiri. Menurutnya, mayoritas penyanyi dangdut yang lebih cepat populer adalah dari penyanyi wanita. “Dangdut itu yang lebih cepat naiknya cewek, kebanyakan begitu, bagaimanapun lirik dan musik dangdutnya. Kalau cowok jujur memang berat banget,” ungkapnya.
Berbicara tentang lirik-lirik lagu yang digemari masyarakat, pria 26 tahun tersebut mengatakan bahwa memang musik dangdut dengan lirik-lirik galau lebih mudah populer. “Saya bikin lirik itu kadang sampai berkali-kali karena sering merasa kurang pas, diganti-ganti terus,” jelasnya.
Untuk menciptakan lirik lagu, ia mengaku tidak serta merta menuliskannya, melainkan inspirasinya lebih banyak datang secara mendadak, sehingga lirik tersebut ditulis sedikit demi sedikit. “Kadang di jalan baru ketemu lirik dan nada yang pas gitu tak voice sendiri, jadi sambil naik motor rekaman suara karena takutnya nanti lupa. Kebanyakan malah memang ketemu di jalan liriknya,” ujarnya.
Proses menulis lirik tersebut diungkapkan Chris selama kurang lebih satu sampai dua minggu. Sedangkan untuk proses keseluruhannya menciptakan lagu mulai dari menulis lirik, recording, hingga membuat musik video bisa memakan waktu satu sampai satu setengah bulan lamanya.
Musisi lokal Tuban yang telah berkecimpung di genre musik dangdut sejak tahun 2019 itu, baru saja merilis lagu terakhirnya satu bulan terakhir dengan judul Pupus Kembang Tresno. Lagu tersebut ciptaan dari Jemy Tristan dibawah Aisa produser.
Sebelumnya, ia juga telah meluncurkan single berjudul gawe sopo di tahun 2019 yang sukses dan meningkatkan popularitasnya sebagai musisi dangdut lokal Tuban. Karya-karyanya bisa didengarkan melalui kanal youtube Christian SY, maupun platform semua platform musik seperti spotify, joox, instagram music, apple music, dan sebagainya. [Din/Ali]