Reporter : Dina Zahrotul Aisyi
blokTuban.com - Sejak pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia dua tahun silam dan menyerang berbagai aspek. Selain ekonomi, kesehatan, dan sosial, sektor pendidikan juga mendapatkan imbas dari adanya pandemi yang tak kunjung usai sampai hari ini.
Semua kegiatan pembelajaran beralih menjadi pembelajaran jarak jauh atau daring sehingga secara tidak langsung mengharuskan murid-murid untuk lebih sering mengakses gadget. Akibatnya, kesempatan untuk mengakses gadget dengan mudah menjadikan anak-anak tidak hanya menggunakannya untuk belajar, melainkan menyelam ke internet dan dunia maya dimana semua informasi dapat diakses dengan mudah oleh mereka.
Bahkan, banyak dari mereka yang mengatakan kepada orangtua sedang menggunakan gadget untuk belajar, padahal dipergunakan sebaliknya. Tentunya banyak pula orang tua yang merasa khawatir, terlebih gadget memiliki dampak yang buruk jika terlalu sering digunakan oleh anak-anak.
Husnul Hotimah, tenaga ahli konselor Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Tuban, mengungkapkan memang benar fenomena pembelajaran daring yang mengharuskan siswa mengakses gadget, banyak orang tua di Tuban yang berkonsultasi terkait permasalahan anak mereka yang kecanduan bermain gadget.
“Di tahun kemarin itu banyak sekali orang tua yang datang, konsultasi kalau anaknya sulit lepas dari HP. Bilang alasannya belajar tapi ya enggak, padahal dunia internet itu kan bahaya juga untuk anak-anak kalau tidak dibatasi,” jelasnya pada reporter blokTuban.com, Minggu (6/3/2022).
Ia menjabarkan, bahwasanya kecanduan bermain handphone ataupun gadget akan memberikan dampak negative dalam jangka panjang, seperti mengganggu tumbuh kembang otak, anak menjadi lebih mudah marah atau agresif, kurang tidur, radiasi, serta mengganggu aktivitas sosial dan belajarnya.
“Anak kalau sudah keseringan main HP itu banyak risikonya. Terlebih di usia mereka ini, usia-usia penasaran dan ingin mencoba banyak hal, tetapi mereka masih belum mengerti akibat. Salah satu contoh bahayanya adalah cyber bullying, akses video porno, saat ini banyak kasusnya seperti itu dan mayoritas anak-anak,” ungkapnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, meskipun memang sulit, Husnul berpesan kepada para orang tua untuk tetap mengontrol penggunaan gadget pada anak-anaknya. Ia melanjutkan, bahwa anak-anak saat ini tidak mempan apabila langsung dilarang, melainkan perlu pendekatan dan penjelasan-penjelasan tegas serta edukasi dari hati ke hati agar mereka mau mendengarkan.
“Kalau langsung dilarang dan dimarahi, jelas makin menjadi biasanya. Jadi harus pelan-pelan diberikan pemahaman ataupun bisa menggunakan perjanjian dengan anak tersebut, misalnya boleh main gadget dari jam berapa sampai jam berapa, kalau melanggar konsekuensinya seperti apa juga bisa turut didiskusikan,” jelasnya.
Selain itu, perempuan 25 tahun itu juga menjelaskan, orang tua juga perlu mencoba melibatkan anak dalam kegiatan sehari-hari di rumah, sehingga mereka memiliki aktivitas yang bermanfaat dan tidak melampiaskan kebosanan pada gadgetnya. [Din/Ali]