Reporter : Dina Zahrotul Aisyi
blokTuban.com - Merintis sebuah usaha bukanlah hal yang mudah dan belum tentu dapat dilakukan oleh semua orang. Selain merintis bisnis usaha, hal yang tak kalah sulit adalah mempertahankan usaha yang telah dirintis agar tetap eksis di waktu yang lama.
Salah satu pengusaha bubur bayi organik pertama di Kabupaten Tuban, yakni Adi Nugroho Indriyanto dan Weni Yuwandari mengungkapkan, ketika memiliki usaha hal yang paling penting dan harus dilakukan adalah berinovasi. Jika seorang pengusaha tidak mau melakukan inovasi, maka bisnis yang dibangunnya tidak akan berkembang, lebih parahnya bisa mati karena tergerus oleh kompetitor.
Weni melanjutkan, bahwasanya untuk mempertahankan usaha yang dirintis memang bukan hal mudah. Untuk itu, ia terus melakukan inovasi dengan cara mendengarkan berbagai saran dan masukan yang ia terima dari para pembeli, menampungnya dan apabila hal tersebut bisa dipertimbangkan maka tidak ada salahnya untuk mulai mengembangkan usaha.
“Kita dulu awal usaha bubur bayi organik ini nggak ada kepikiran buka outlet banyak, tapi malah dari pembeli yang memberikan usulan atau saran-saran yang setelah dipertimbangkan, tidak ada salahnya untuk dicoba,” jelasnya pada reporter blokTuban.com, Minggu (6/3/2022).
Usaha bubur bayi organik dengan brand babyone tersebut saat ini telah memiliki 31 outlet yang tersebar di berbagai wilayah di Kabupaten Tuban, seperti Kerek, Jenu, Palang, Merakurak setelah berdiri selama kurang lebih 10 tahun, sejak tahun 2012 silam.
Selain itu, Weni juga mengungkapkan bahwa dulunya babyone hanya memiliki dua produk, yakni satu jenis bubur dan satu jenis nasi tim. Seiring berkembangnya bisnis dan banyaknya permintaan pelanggan, ia mulai melebarkan sayapnya dengan mencoba membuat produk jenis lainnya, di mana saat ini babyone memiliki tujuh produk, dengan berbagai varian rasa.
“Dulu itu, nasi tim babyone cuma ada tim halus, tapi ada banyak permintaan yang minta nasi tim kasar karena anaknya sudah bertambah usia dan kurang suka yang halus. Ada juga permintaan bubur susu, sebagai pendamping ASI, soalnya ada beberapa anak yang masih kurang dengan ASI. Jadi semua pendapat kita tampung, kalau masuk dari segi budget dan SDM ya kita buatkan,” ungkapnya.
Sementara Adi, atau yang kerap disapa Didit menambahkan, selain inovasi juga perlu menjaga kualitas suatu produk agar bisnis usaha yang telah dirintis bisa bertahan lama. “Ibaratnya kan kita sudah diberi kepercayaan oleh masyarakat, jadi harus tetap mempertahankan kualitas. Makanya saya sampai saat ini nggak berani memfranchais kan karena kita nggak bisa mengontrol secara langsung,” terangnya.
Ia melanjutkan, meskipun babyone telah memiliki 31 outlet, proses produksi tetap difokuskan di satu titik agar bisa terkontrol, dari segi bahan baku, rasa, serta SOP yang telah dibuatnya.
“Kita bahan-bahanya selalu fresh, takaran semuanya juga diperhitungkan ahli gizi dan tata cara produksi sudah ada SOP-nya jadi kalau produksi tidak di satu tempat akan kesulitan mengawasinya,” pungkasnya. [Din/Ali]