Waspadai Obesitas Pada Anak, Ini Pencegahan Primer yang Bisa Dilakukan

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia beberapa tahun belakangan ini, membuat angka obesitas di negara ini meningkat terutama pada anak-anak. Biasanya kenaikan berat badan pada anak disebabkan karena makanan yang manis seperti arumanis, permen, ataupun cokelat. Selain itu, juga disebabkan dari makanan yang memiliki kalori tinggi.  

Oleh karena itu, orang tua perlu membatasi agar anak tidak mengalami obesitas. Akibat memiliki berat badan berlebih, anak akan menjadi malas bergerak dan melakukan aktivitas fisik. Selain itu, bisa menimbulkan banyak penyakit yang berbahaya seperti diabetes hingga jantung koroner.

Maka dari itu, obesitas sangat perlu untuk dicegah. Dr Windra Pratita, M.Ked (Ped), SpA(K) UKK Nutrisi dan penyakit metabolik IDAI salah satu narasumber dalam temu media pada Rabu (2/3/2022) dalam rangkaian acara hari obesitas sedunia yangj atuh pada 4 Maret mendatang mengungkapkan, ada tiga cara untuk mencegah obesitas pada anak yaitu dengan melakukan pencegahan primer, skunder, dan juga tersier. 

“Pada pencegahan primer kita mensosialisasikan untuk hidup sehat pada setiap anak, remaja beserta orang tua di rumah. Jadi pada anak-anak yang ada resiko mengenai obesitas contohnya orang tuanya obesitas, maka kita tekankan jangan sampai anaknya juga mengalami obesitas,” ungkapnya dikutip dalam channel youtube Kementerian Kesehatan RI. 

Dengan demikian, usaha tersebut dapat dimulai dari keluarga, sekolah dan juga pusat kesehatan masyarakat. Untuk pencegahan primer, maka bisa dianjurkan untuk bayi yang berusia 0-12 bulan. Si ibu tetap memberikan asi eksklusif sampai enam bulan, kemudian dilanjut pemberian MPASI yang benar sejak bayi berumur enam bulan.

“Lalu mendorong orang tua untuk menawarkan makanan baru secara berulang serta menghindari minuman manis dan makanan selingan yang mengandung kalori dan natrium yang tinggi,” ungkapnya. 

Selain itu, orang tua juga dianjurkan untuk tidak meletakkan televisi di dalam kamar tidur anak. Sedangkan untuk anak yang berusia 12 sampai 24 bulan, harus dihindarkan dari minuman manis seperti mengkonsumsi jus dan susu berlebih di atas satu liter per hari. 

Hal tersebut tentu tidak benar, lantaran anak yang berusia di atas satu tahun hanya dianjurkan mengkonsumsi susu 500 sampai 600 ml per hari.  Tidak hanya itu saja, sebaiknya orang tua membiasakan anak untuk makan bersama anggota keluarga yang lain dan selama proses makan televisi harus dimatikan. 

“Keluarga juga tidak membatasi jumlah makan tapi memastikan bahwa makanan yang disediakan sehat disertai dengan buah dan sayuran. Selingan hanya dapat diberikan dua kali dan orang tua hanya menawarkan air putih bila anak haus diantara selingan makanan padat,” katanya

Anak juga harus mempunyai kesempatan bermain aktif, membatasi anak menonton televisi, serta tidak meletakkan televisi di kamar tidur anak. Orang tua juga harus bisa menjadi model dengan lebih selektif terhadap makanan yang dikonsumsi 

“Jangan anaknya dilarang, tapi orang tuanya di depan anaknya mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, jadi orang tua harus menjadi model,” jelasnya

Lebih lanjut, orangtua juga dianjurkan untuk membuat jadwal penggunaan media seperti  memberi jadwal menonton televisi hanya satu sampai dua jam per hari.  [Sav/Ali]