Ansor: Sudahi Polemik Aturan Pengeras Suara, Jangan Termakan Hoax!

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Video pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas terkait Surat Edaran (SE) aturan pengeras suara di masjid dan mushola sengaja dipotong oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Akibatnya, kegaduhan terjadi di mana-mana.

Karena hal itu, Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (PC GP) Ansor Tuban, Ja'far Ali angkat bicara. Menurutnya, literasi bermedia menjadi hal yang amat penting di era disrupsi informasi seperti sekarang ini. 

Pasalnya, gerakan framing media dengan teknik propaganda dan manipulasi informasi semakin tidak terkendali di tengah masifnya pengaruh media sosial.

"Penting untuk menjadi pemahaman kita bersama, bahwa kegaduhan soal pernyataan Menag ini memang sengaja diciptakan oleh orang-orang tidak bertanggungjawab yang tujuannya untuk memancing keributan," tegas Gus Afa, sapaan akrabnya saat penutupan Pelatihan Kader Dasar (PKD) dan Dirosah Ula Angkatan 1 Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor di Yayasan Al Hidayah, Kecamatan Jenu, Minggu (27/2) malam.

Gus Afa membeberkan, polemik pengaturan pengeras suara pada masjid dan mushola ini bermula dari pernyataan Menag yang dengan sengaja dipotong, lalu diselipkan diksi yang membenturkan suara adzan dengan gonggongan anjing. Padahal, jika dicermati secara utuh, tidak ada satu pun kalimat dari pernyataan Menag yang membandingkan suara adzan dengan gonggongan anjing. 

"Disinilah pentingnya literasi media. Sehingga kita tidak termakan informasi yang tidak benar," tuturnya.

Karena itu, lanjut Gus Afa, pihaknya meminta kepada masyarakat untuk menyudahi polemik yang memang sengaja diciptakan dengan tujuan saling membenturkan tersebut. Terlebih, kepada seluruh kader Ansor, agar juga bisa memberikan pemahaman literasi media kepada masyarakat. 

Sebab, di tengah pesatnya perkembangan media sosial saat ini, sumber informasi yang tersaji di media sosial bak gelombang tsunami. Semakin tidak terfilter. Bahkah, informasi bohong pun seakan menjadi benar ketika diviralkan dan disebarluaskan secara berulang ulang.

"Jangan sampai kita menjadi korban dari orang-orang tidak bertanggung jawab yang memang sengaja untuk membenturkan," tegasnya.

Diungkapkan Gus Afa, dampak manipulasi informasi yang dialami Menag tidak hanya sekali. Kejadian serupa sudah berulang kali terjadi. Polanya pun sama, dari proses memotong sebagian video atau pernyataan, lalu diviralkan dengan dibumbui diksi yang memancing keributan. 

"Sayangnya, meski kejadian yang sama sering berulang, namun sering kali di antara kita lengah, tidak cermat dalam menangkap informasi secara utuh. Kuncinya, jangan mudah terpancing. Jika belum tahu detail persoalannya, lebih baik diam atau mencari informasi yang utuh," pesannya.

Senada dengan Gus Afa, sebelumnya Ketua GP Ansor Jatim Syafiq Syauqi juga menyampaikan bahwa kecaman yang ditujukan kepada Menag menyusul pernyataannya soal pengeras suara yang dipelintir oleh oknum tidak bertanggungjawab. 

Gus Syafiq, menilai memang tujuannya untuk membuat gaduh dan mengganggu stabilitas nasional.

Menurutnya, sedari awal memang ada pihak-pihak yang beriktikad buruk dengan memenggal pernyataan utuh Menag. Tujuannya, untuk menggiring sentimen negatif. 

"Mereka dengan sengaja memotong dan mengambil diksi yang membenturkan antara suara adzan dengan suara anjing. Padahal, Menag tidak pernah mengatakan itu," tuturnya.

Mantan Ketua PC GP Ansor Tuban itu berharap, masyarakat cerdas dalam memandang kasus ini.

Ditegaskan Gus Syafiq, dari kajian yang dilakukan Ansor, tidak ada kata dari Menteri Agama yang membandingkan atau mempersamakan antara adzan dengan gonggongan anjing.

"Menag justru mempersilakan umat untuk menggunakan pengeras suara sebagai syiar dakwah dan berbagai keperluan sesuai dengan aturan untuk kemaslahatan bersama," ujarnya.

Sesungguhnya, tegas Gus Syafiq, subtansi dari pernyataan Menag adalah untuk menunjukkan contoh sumber kebisingan yang ada di tengah masyarakat. Contoh kebisingan yang disebut Menag itu harus diatur agar tidak menjadi gangguan di masyarakat. Namun, oleh oknum dipelintir untuk memancing kegaduhan.

"Ini pola lama (yang dilakukan oknum tidak bertanggungjawab, Red) yang dicoba lagi untuk memancing kegaduhan," katanya.

Diketahui sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menuai kritik dari banyak pihak karena pernyataannya soal pengaturan pengeras suara di masjid dan mushola dianggap menyandingkan suara adzan dari masjid dengan gonggongan anjing. Padahal, tidak ada satu pun pernyataan Menag yang mengkiaskan suara adzan dengan gonggongan anjing.[rof]